Seperti Ini Reaksi Mahfud MD atas Penangkapan Eggi Sudjana dan Kivlan Zen, 'Rekamannya Lengkap'

Editor: Mansur AM
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seperti Ini Reaksi Mahfud MD atas Penangkapan Eggi Sudjana dan Kivlan Zen, 'Rekamannya Lengkap'

Seperti Ini Reaksi Mahfud MD atas Penangkapan Eggi Sudjana dan Kivlan Zein, 'Rekamannya Lengkap'

TRIBUN-TIMUR.COM - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD mengomentari penahanan sejumlah tokoh di kubu Prabowo Subianto oleh polisi terkait dugaan kasus makar.

Polisi menahan Eggi Sudjana, Lius Sungkharisma dan Kivlan Zen.

Mahfud MD berharap semua pihak mengambil pelajaran dari kasus mereka untuk lebih berhati-hati mengeluarkan pernyataan baik di media sosial maupun saat diskusi. 

Mahfud menyebut para tokoh tersebut terlihat sangat antusias di berita-berita dan sosial media.

Namun mendadak menjadi ketakutan setelah ditangkap kepolisian dan dibeberkan bukti terkait kegiatan politiknya.

"Nah, orang-orang itu, kalau saudara lihat yang galak-galak itu, yang galak-galak itu, ada Lieus Sungkharisma, ada Kivlan Zen, ada si Eggy Sudjana, ketika belum ditangkap, itu galaknya bukan main, seperti ndak ada orang benar bagi dia," kata Mahfud MD dalam dialog kebangsaan di Universitas Alma Ata, Yogyakarta, Rabu (29/5/2019) sore.

"Begitu dipanggil polisi, diperdengarkan, `Nih kamu tanggal sekian ketemu ini, ini suaramu, kamu mau mengadakan ini, kamu merencanakan ini'," bebernya.

"Bahkan ada yang memerintahkan membunuh, itu ada rekamannya," papar Mantan Ketua Mahkamah Konstistusi ini.

Mahfud melanjutkan, setelah tokoh tokoh tersebut diperdengarkan bukti yang ada, para tersangka yang diduga melakukan upaya makar tersebut ramai-ramai membantah tudingan tersebut dan berkilah tidak bermaksud merusak negara.

"Begitu diperiksa, `Oh, ya saya ndak anu, ndak akan merusak negara'. Semula, ketika akan ditangkap galak, sesudah keluar (bukti), takut. Karena (bukti) rekamannya lengkap sekarang ini," paparnya.

Pada kesempatan itu, Mahfud juga menyebut ada skenario yang sengaja diciptakan untuk mengacaukan keadaan pada aksi 21-22 Mei 2019.

Kekacauan tersebut sengaja dibuat oleh pihak yang ingin merendahkan demokrasi yang memang sedang stagnan.

"Demokrasi yang sudah stagnan itu mau diturunkan lagi ke cara-cara anarkis. Apa pun alasannya, itu soal lain," katanya.

"Itu kita bisa berdebat apakah cukup alasan untuk melakukan itu atau tidak dan sekarang ini sudah mulai muncul gangguan terhadap kebangsaan kita," tandasnya.

Halaman
1234

Berita Terkini