AF Jadi Tersangka, Sang Anak Sebut Ibunya Tak Tahu Rencana Pembunuhan 4 Jenderal, Ini Pengakuan Bayu

Editor: Arif Fuddin Usman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Mohammad Iqbal

Akibatnya, kondisi ekonomi keuangannya memburuk sampai akhirnya AF mencari cara untuk membertahankan Gedung Cawang yang menjadi sengketa.

"Sementara ibu butuh uang untuk mempertahankan Gedung Cawang Kencana yang sedang sengketa dengan Kemensos," kata Bayu.

"Karena butuh uang, ibu saya cari pinjaman. Lalu ada namanya Pak Andi. Pak Andi ini teman ibu-ibu di gerakan Gempur (Gerakan Emak-emak Peduli Rakyat), yang dipimpin ibu saya. Pak Andi lalu mengenalkan ibu saya ke Pak Iwan yang katanya bisa meminjamkan uang Rp 25 Juta," lanjutnya.

Soal penangkapan sang ibu, Bayu mengaku shock dan juga tidak percaya.

"Saya masih shock saja waktu dikasih tahu ibu ditangkap soal ini. Juga yang bikin kita tambah shock, opini yang dibangun media," jelas Bayu.

Menurut Bayu, sang ibu sama sekali tidak mengetahui soal rencana pembunuhan yang melibatkan senjata pemberian rekan sang ayah.

Peran AF dalam Aksi

Dikutip dari Tribunnews.com, Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Muhammad Iqbal membeberkan siapa saja tersangka perusuh aksi 22 Mei, yang terlibat rencana pembunuhan tokoh politik.

Hal tersebut disampaikannya dalam konferensi pers yang dilakukan di Kantor Kemenko Polhukam, Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (27/5/2019) lalu.

Tersangka rencana pembunuhan tokoh tersebut adalah HK, AZ, IR, dan TJ yang masing-masing berperan sebagai eksekutor.

Baca: RAMALAN Zodiak Kamis 30 Mei 2019 Besok: Capricorn Jangan Baper, Gemini Beruntung & Pisces Boros

Baca: Live RCTI Live Streaming Chelsea vs Arsenal - Ambisi Unai Emery Juara di Final Liga Europa Musim Ini

Sementara dua lainnya yakni AD dan satu perempuan berinisial AF yang merupakan penjual senjata api dari harga Rp 5 juta sampai Rp 50 juta.

“Awalnya HK diperintahkan seseorang untuk membeli senjata api pada Oktober 2018 yang kemudian berhasil didapatkan dari AD dan AF pada 13 Oktober 2018."

"Senjata yang didapatkan diserahkan juga pada AZ dan TJ," jelas Iqbal, Senin (27/5/2019).

"Kemudian pada Maret 2019 HK menerima perintah untuk membunuh dua tokoh nasional."

"Pada 12 April 2019 ada perintah lagi untuk membunuh dua tokoh nasional lainnya plus satu pimpinan lembaga swasta, yaitu lembaga survei," jelasnya.

Halaman
123

Berita Terkini