TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Seorang bocah kelas enam SD diciduk Tim Respon Sabhara Polres Pelabauhan Makassar, Sabtu (11/5/2019) malam.
Bocah yang diketahui berinisial RK, diciduk saat tim respon melakukan patroli anti kejahatan jalanan dan premanisme.
Baca: Hingga Malam Ketujuh Ramadhan, Segini Isi Celengan Masjid Agung Maros
Baca: Polres Tana Toraja Ciduk Pelaku Pembunuhan Sadis di Dusun To Garuga
RK yang berboncengan dengan rekannya menangis saat diberhentikan oleh tim respon.
Keduanya pun digeledah. Hasilnya, RK kedapatan membawa ketapel dan anak panah (busur).
Keduanya pun dibawa ke Mapolres Pelabuhan Makassar.
"Sampainya di halaman mapolres, RK kembali menangis dan memohon untuk tidak dimasukkan dipenjara," kata Dantim Respon Sabhara Polres Pelabuhan Makassar, Iptu Asfada.
RK yang terus menangis pun ditenangkan Asfada, dan diberikan penjelasan tentang bahaya bermain anak panah busur.
"Hasil wawancara, bocah tersebut sudah tiga hari ikut bersama temannya melakukan perang kelompok di sekitar mesjid Al Markaz melawan anak Kandea," ungkap Asfada.
Kedua orang tua anak tersebut pun dihubungi agar menjemput anaknya, dan diberi pemahaman pentingnya memantau seluruh aktivitas anak.
Terpisah, Kapolres Pelabuhan Makassar AKBP Aris Bachtiar, menyayangkan adanya anak dibawa busur yang terlibat perang kelompok seperti itu.
"Disini dibutuhkan benar perhatian orang tua, agar dapat mengawasi anak dengan baik agar tidak terjerumus kepergaulan yang salah," ujar Aris Bachtiar.
Aris menambahkan, selama bulan ramadhan tim respon terus meningkatkan patroli dengan sasaran pencegahan dan penindakan terjadap balap liar dan perang kelompok. Jika ditemukan balap liar, maka kendaraan yang diamankan akan dikeluarkan setelah lebaran idul fitri.
"Itu bertujuan untuk meminimalisir penggunaan kendaraan yang digunakan balap liar dan sebagai efek jera bagi pelaku balap liar," jelasnya
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur:
Follow juga Instagram Tribun Timur: