2. Apakah anda optimis mampu menjadi Pj Wali Kota.
-Begini, awalnya kami disuruh buat makalah sebaik mungkin, sesuai kemampuan kita. Rasa-rasanya kalau kita membuat makalah terus asal jadi, pimpinan akan menilai cuma segitu kemampuan kita. Jadi tentu saya buat makalah terbaik, itu juga bentuk optimis saya.
Saya bikin komprehensif, mulai dari hal tentang Makassar, apa peluang dan di mana masalahnya dan apa yang jadi fokus program prioritas yang saya akan kerjakan kalau terpilih.
3. Apa sebenarnya alasan Anda melamar sebagai calon penjabat Wali Kota Makassar, apa memang berniat ke sana?
-Pertama, sebagai PNS, pangkat saya sudah sangat senior, saya IV D, artinya cuma satu orang yang lebih tinggi, hanya sekda saja. Selain itu, dari segi eselon 2, saya sudah empat kali mengepalai unit kerja, antara lain Satpol PP, dan terakhir ini Balitbangda. Saya juga dua kali kepala biro, Kerja Sama dan Humas. Jadi secara pengalaman kerja sudah cukup.
Selain itu, di eselon 3, enam SKPD susah saya tempati. Jadi dari segi Tour of Duty, saya merasa sudah cukup bisa. Lama kerja saya juga sudah sekitar 30 tahun.
4. Bagaimana dukungan keluarga atau apa reaksi istri dan anak-anak Anda saat tahu nama anda masuk daftar 3 calon penjabat Wali Kota Makassar?
-Kalau dari keluarga tak terlalu menanggapi, karena mereka sudah beberapa kali lihat saya ikut kompetisi lelang jabatan, termasuk di Jakarta saya juga pernah ikut. Mungkin nanti kalau saya misalnya dipilih dan dilantik mereka baru akan merespon.
5. Jika Anda terpilih sebagai penjabat Wali Kota Makassar, apa saja yang ingin Anda lakukan?
Makalah presentasi saya kemarin berjudul Run Makassar, dengan tiga kata kunci, Clean, Comfort, dan Continuity. Clean City, Comfort in Habitat atau nyaman bagi orang yang tinggal di Mkassar. Continiu program atau keberlangsungan program.
Mengapa clean, kita semua tahu itu penting, Makassar terakhir gagal raih Adipura, dan bagaimanapun juga salah satu masalah utam di Makassar adalah sampah. Begitupula comfort, kita mau Makassar nyaman, baik bagi orang yang tinggal, pengendara, maupun pendatang.
Untuk pengendara misalnya, harus nyaman untuk pengendara mobil, motor, atau sepeda, dan jalan kaki atau orang berlari. Continiu, tentu tak bisa kita pungkiri, banyak sekali program yang dilakukan wali kota cukup bagus dan inovatif, nah yang bagus kita lanjutkan.
6. Kenapa Run atau lari jadi kunci di situ?
Run Makassar, artinya Pejabat Kota Makassar tak bisa lagi business as usual, dia harus bekerja dinamic, sense of crisis, inovatif, berfikir out of the box. Dari Run artinya harus bekerja cepat. Dari segi harpiahnya, juga artinya bagi orang yang suka lari, Makassar juga bisa jadi tempat berlari yang nyaman, apalagi lari adalah olahraga yang trend saat ini.
Dari kantor gubernur saja misalnya, saya mau lari ke rumah saya di belakang Claro, itu tidak nyaman. Kalau lari di trotoar, kita naik turun, belum lagi tertahan oeh penjual dan parkir. Turun dari trotoar saya disambar kendaraan. Padahal salah satu indikator kota itu nyaman bagi pejalan kaki, maupun orang yang berlari atau jogging.
7. Menurut anda, apa kesulitan yang akan anda hadapi jika menjadi Pj Wali Kota?
Saya rasa yang paling susah itu adalah mengubah pola fikir. Membangun fisik itu mudah, selama ada dana itu bisa kita lakukan. Coba lihat di Jl Haji Bau atau Jl Nusantara, betapa besar biaya yang dikeluarkan pemkot membangun trotoar, itu jadi, bagus, tapi malah banyak yang tidak difungsikan sebagaimana mestinya, misalnya jadi tempat parkir. Pedesterian yang dibangun dengan sangat baik, akan menjadi sia-sia jika disalahgunakan. Orang mau jalan, terhalang parkir atau pedagang.
8. Menurut Anda, apakah itu bisa dicapai dalam 22 bulan masa tugas sebagai penjabat Wali Kota Makassar?
-Ini yang saya katakan, membangun fisik itu mudah, tapi mengubah prilaku masyarakat yang sulit. Masyarakat seharusnya sadar pedestrian bukan untuk tempat parkir atau berjualan, tapi itu untuk pejalan kaki. Untuk itu saya katakan, membangun fisik tidaklah susah, walau waktunya singkat, tapi itu tadi prilaku msyarakat yang harus diubah. Termasuk persoalan sampah yang juga jadi masalah, masyarakat terkadang memperhatikan hal-hal kecil.