Rahasia Kecerdasan Mahfud MD, Belajar di Kuburan dan Sebut Mantan Presiden Ini Berjasa di Hidupnya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ada Apa? Mahfud MD Datang ke KPU Bahas Isu Kecurangan yang Bikin Resah Masyarakat, Gini Selanjutnya

TRIBUN-TIMUR.COM,- Siapa yang tidak mengenal Mahfud MD? Sosok yang belakangan jadi perbincangan karena menyebut pendukung Prabowo adalah Islam garis keras.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (2008-2013) bergelar professor ini rupanya memiliki kisah menarik semasa kuliahnya dulu.

Baca: Lihat Gesture Mahfud MD Kala Rizal Ramli Sampaikan Kritik soal Proses Pemilu 2019 di tvONe

Baca: Ganti ILC TV One, Nonton Debat Seru Mahfud MD vs Fadli Zon Bahas Pemilih Prabowo Islam Garis Keras

Hal tersebut ia sampaikan saat wawancara bersama Alvin & Friends yang diunggah di kanal Youtubenya.

Dalam wawancara tersebut, Alvin banyak bertanya seputar kehidupan dan keseharian Mahfud MD.

Termasuk menanyakan kecerdasan seorang Mahfud MD.

Dalam wawancara tersebut Prof mahfud MD menceritakan dirinya mendapat beasiswa Supersemar dari kuliah S1 hingga raih gelar doktornya pada tahun 1993 dari Universitas Gadjah Mada (UGM).

"Saya ini produk pendidikannya pak Harto Orde baru juga. Ya Supersemar itu,"kata Mahfud. 

Mahfud bahkan menyebut pak harto sangat berjasa untuk banyak anak-anak Indonesia. Termasuk Profesor yang pada umumnya itu dapat Supersemar dari Pak Harto. 

Tempat favorit Mahfud MD waktu kuliah untuk belajar adalah kuburan China.

Lebih mewah kuburan daripada kosan Mahfud katanya. 

"Sehingga kalau belajar saya ke kuburuan China"

Alasannya karena dikuburan tersebut mewah. Sudah dilengkapi lampu dan tidak usah bayar.

"Lebih enak tidur situ daripada di rumah"kata Mahfud. 

Dari Fadli Zon hingga Karni Ilyas Kritik Pernyataan Mahfud MD Soal Provinsi Islam Garis Keras

Pembawa acara Indonesia lawyers Club (ILC), Karni Ilyas turut memberikan komentarnya terkait  pernyataan Mahfud MD tentang Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI).

Karni Ilyas yang memiliki gelar datuk dan juga warga keturunan Minangkabau angkat bicara atas daerah yang disebut-sebut oleh Mahfud MD

Sebelumnya Mahfud MD memberikan jawaban kepada Said Didu.

 Said Didu menanyakan kepada Mahfud MD tentang indikator yang dipakai mahfud MD untuk menuduh orang-orang Sulawesi Selatan sebagai orang garis keras.

"Mohon maaf prof @mohmahfudmd, saya berasal dari Sulsel, mhn jelaskan indikator yg prof gunakan sehingga menuduh orang Sulsel adalah orang2 garis keras agar jadi bahan pertimbangan kami.

Kami orang Sulsel memang punya prinsip SIRI utk menjaga kehormatan. Inikah yg dianggap keras ?" tulis Said Didu.

Kemudian Mahfud MD memberikan jawaban panjang kepada Said Didu.

"Garis keras itu sama dgn fanatik dan sama dgn kesetiaan yg tinggi. Itu bkn hal yg dilarang, itu term politik. Sama halnya dgn garis moderat, itu bkn hal yg haram. Dua2nya boleh dan kita bs memilih yg mana pun. Sama dgn bilang Jokowi menang di daerah PDIP, Prabowo di daerah hijau.

Dlm term itu sy jg berasal dari daerah garis keras yi Madura. Madura itu sama dgn Aceh dan Bugis, disebut fanatik krn tingginya kesetiaan kpd Islam shg sulit ditaklukkan. Spt halnya konservatif, progresif, garis moderat, garis keras adl istilah2 yg biasa dipakai dlm ilmu politik," tulis Mahfud MD.

Mahfud bahkan sempat mengatakan bahwa warganet tersebut telah terprovokasi oleh Said Didu.

"Pak Refrizal, Krn Anda teman sy maka sy jelaskan. Anda blm melihat video yg sy katakan shg responnya buru2. Anda terprovokasi oleh @msaid_didu , hahaha.? Saya bilang, Pak Jkw kalah di provinsi yg "dulunya" adalah tempat garis keras dlm keagama. Makanya Pak Jkw perlu rekonsiliasi.

Isu tersebut menjadi panas dan digoreng ke-mana2 krn bnyk yg hanya membaca pertanyaan Pak @msaid_didu tanpa melihat videonya. Padahal VT diposting jg di situ. Pertanyaan dlm cuitan Pak Said itu tak memuat dua kata kunci yakni kata "DULU" dan usul "REKONSILIASI". Lht dong videonya," tulisnya.

Melihat jawaban Mahfud tersebut, Karni Ilyas merasa ada yang salah.

Saat dihubungi Wartakotalive.com, Karni membenarkan cuitannya tersebut.

Ia mengatakan bahwa PRRI/Permesta bukan pemberontakan dengan ideologi agama seperti yang diungkapkan oleh Mahfud MD.

Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur:

Follow juga Instagram Tribun Timur:

Tags:

Berita Terkini