OPINI

OPINI - STQH 2019 dan Kerukunan di Tana Toraja

Editor: Aldy
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Agung Makassar

Oleh:
Pastor Semuel Sirampun
Ketua Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Agung Makassar

Bagi umat Muslim, kegiatan Seleksi Tilawatil Qur'an dan Hadits (STQH) merupakan ajang untuk menemukan potensi-potensi keterampilan dalam melantunkan ayat-ayat suci dan menafsirkan Qur'an dan Hadits.

Kegiatan ini dilaksanakan setiap dua tahun sekali. Biasanya kegiatan STQH sebelum diselenggarakan pada tingkat provinsi, diadakan seleksi di tingkat kecamatan.

Setelah itu diadakan seleksi untuk mewakili kabupaten. Selanjutnya tingkat provinsi dan tingkat nasional.

Pada STQH 2019 kali ini, sedikit unik karena tuan rumah pelaksana adalah daerah yang penduduknya mayoritas umat Kristiani.

Sulit dibayangkan bahwa umat Muslim di Tana Toraja yang jumlahnya sedikit dengan sarana yang kurang memadai mampu menjadi penyelenggara STQH tingkat provinsi dengan kehadiran 2.000-an orang dan peserta seleksi 384 dari wakil-wakil 24 kabupaten dan kota yang ada di Sulawesi Selatan.

Kegiatan ini bisa menjadi inspirasi bagi penyelenggaraan STQH berikutnya.

Khususnya bahwa meskipun kegiatan ini dilaksanakan di daerah yang penduduknya mayoritas Kristiani, perhelatan ini bisa berlangsung dengan tertib, aman, dan lancar.

Baca: Pegawai Kelurahan Soreang Maros Dilarang Merokok, Ini Alasannya

Hal ini tidak bisa dilepaskan dari peran panitia yang ada di Tana Toraja, didukung oleh pemerintah, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan partisipasi aktif dari masyarakat pada umumnya.

Masyarakat Tana Toraja sangat antusias menyambut, membantu dan menjadi tuan rumah yang baik.

Suasana yang baik ini terbukti dari partisipasi masyarakat Tana Toraja, khususnya umat Kristiani dengan berpartisipasi dalam menyiapkan sarana prasarana yang digunakan untuk kegiatan tersebut seperti aula dan peralatan soudsystem.

Selain menyiapkan sarana tersebut umat Kristiani juga selalu siap sedia memberikan pelayanan yang prima kepada para tamu yang hadir dengan menghidangkan makanan dan minuman ringan khas Toraja, seperti deppa tori dan kopi asli Toraja.

Adapun tempat kegiatan ini dilaksanakan adalah BPS Wilayah III, Aula Mesjid Raya, Taman Rakyat Plaza Kalam Makale, Aula Cielito Lindo Paroki Hati Tak Bernoda St. Perawan Maria Makale Tana Toraja.

Kegiatan ini dibuka pada 23 April 2019 oleh Wakil Gubernur Sulsel Sudirman Sulaiman dengan sangat meriah oleh kehadiran peserta, tamu undangan, dan masyarakat Tana Toraja.

Masyarakat Toraja khususnya yang ada di Kota Makale sangat membuka hati menyambut tamu-tamu dari 24 kabupaten dan dengan penuh keakraban, persaudaraan, dan kekeluargaan.

Baca: Kontingen Taekwondo Toraja Utara Raih Juara 2 Umum Kejuaraan se-Indonesia Timur

Semangat ini lahir dari filosopi orang Toraja dalam menyambut dan menerima tamu.

Menurut budayawan muda Toraja yang juga adalah Imam Katolik yang bertugas sebagai Pastor Rekan Paroki Makale, Tana Toraja, Pastor Yans Sulo Paganna mengatakan bahwa:..."Orang Toraja senantiasa menghormati setiap tamu yang datang ke rumah mereka, karena bagi mereka tamu itu adalah berkat (dalle').

Maka menerima dan menjamu tamu dengan baik sama dengan membuka diri pada berkat itu sendiri.

Lagipula orang Toraja tidak memandang orang luar dan yang berbeda dengan mereka sebagai yang lain, tetapi sebagai bagian dari dirinya.

Maka disebutlah semua orang lain itu dengan "solata" artinya sesama atau bagian dari diri kita".

Filosofi ini telah terbukti dengan berlangsungnya perhelatan STQH di Tana Toraja dengan baik, lancar, aman dan damai serta penuh keakraban dan persaudaraan sampai pada hari penutupan.

Pastor Paroki Makale, Pastor Albert Antonius Arina, yang menjadi salah satu tuan rumah pelaksanaan STQH bersama umat Katolik Paroki Hati Tak Bernoda St. Perawan Maria Makale menyambut dengan gembira semua peserta dan para tamu yang datang di sekitar Aula dan pelataran Gereja.

Para peserta yang menanti giliran untuk melantunkan Qur'an dan Hadits atau peserta yang sudah mengikuti lomba dengan santai disuguhi makan dan minuman khas Toraja duduk di atas beberapa lumbung yang ada di halaman gereja paroki.

Baca: Survei Ombudsman, Sulsel Masuk Kategori Maladministrasi Terendah

Masyarakat dan umat baik Kristen maupun Katolik memberikan pelayanan maksimal dengan penuh persaudaraan.

Menurut Pastor Albert, kegiatan STQH adalah terobosan baru bagi pewartaan Gereja.

Kita membuka selebar lebarnya bagi dialog demi toleransi dan perdamaian, Untuk itu Gereja khususnya di Tana Toraja juga turut ambil bagian dalam kegiatan ini untuk mempromosikan tentang budaya, toleransi yang sejati dan perdamaian.

Kita berharap mereka yang datang ke Tana Toraja kembali ke daerah masing-masing dan bercerita tentang budaya, kearifan lokal, toleransi dan perdamaian.

Toleransi adalah cara merajuk Indonesia. Tanpa toleransi tidak ada Indonesia.

Maka kalau kita mau Toraja, Sulawesi Selatan dan Indonesia lebih maju dan berkembang tidak ada jalan lain kecuali toleransi.

Kesediaan mendukung kegiatan STQH dengan sarana prasarana pendukung bagi peserta, Pastor Albert mengatakan bahwa Gereja hadir bukan untik dirinya sendiri tetapi untuk masyarakat, pemerintah dan semua lapisan dan golongan.

Sejauh semuanya mendukung toleransi dan perdamaian. Gereja selalu berada di garis terdepan mengawal semua tema tema Nasional untuk merajuk kebersamaan dan perdamaian.

Hal senada juga di sampaikan oleh Pastor Carolus Patampang Imam Katolik sekaligus menjadi anggota FKUB Kabupaten Tana Toraja.

Tentang kegiatan STQH, beliau mengatakan bahwa Kegiatan STQH adalah bentuk yang konkrit, sederhana dan jelas dari apa yang disebut kerukunan.

Baca: Pascasarjana Unibos Gelar Lokakarya Rekonstruksi Kurikulum Berbasis KKNI – SN DIKTI

Pelaksanaan STQH yang tidak hanya diadakan di tempat tempat ibadah umat muslim, tapi juga di aula Badan Pekerja Sinode BPS) dan Aula Gereja Katolik.

Ini menunjukkan bahwa Toraja adalah simbol kerukunan antar umat beragama yang paling nyata dan konkret.

Peristiwa ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Tana Toraja khususnya umat Katolik. Hal ini juga menjadi tanda bahwa orang katolik Toraja mencintai kerukunan.

Inilah nilai yang ditunjukkan selama kegiatan ini berlangsung dengan menghormati dan melayani saudara-saudari dengan tulus dan penuh kegembiraan.

Malam hari sebelum penutupan digelar di pelataran Gereja Katolik Paroki Hati Tak Bernoda St. Perawan Maria Makale diadakan perjamuan persaudaraan.

Acara makan bersama ini dihadiri oleh Bupati Tana Toraja, beberapa kepala dinas, tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat, para hakim dan peserta yang ikut dalam STQH.

Untuk menghargai undangan, semua makanan diolah, disiapkan, serta dihidangkan oleh sahabat sahabat Muslim.

Nampak dalam perjamuan ini suasana kebersamaan, persaudaraan dan keakraban.

Saat-saat seperti inilah yang senantiasa dirindukan oleh semua pihak untuk bisa duduk bersama, makan-minum bersama, bisa saling menyapa tanpa rasa curiga, tanpa beban dan ketakutan satu sama lain, tetapi dipenuhi dengan suasana toleransi dan kerukunan seperti yang disampaikan oleh Pastor Albert dan Pastor Carolus.

Baca: Soal Pendaftaran Siswa SMP, Kadis Pendidikan Bulukumba Masih Tunggu SK Bupati

Apa yang disampaikan dua imam Katolik ini juga terungkap dalam kata sambutan Gubernur Sulawesi Selatan Prof DR Nurdin Abdullah yang dibacakan oleh Bupati Tana Toraja Ir. Nikodemus Biringkanae dalam acara penutupan STQH di Pelataran Plaza Kolam Makale Tana Toraja.

Gubernur juga menekankan pentingnya mengembangkan toleransi dari kegiatan kegiatan keagamaan seperti STQH.

Toleransi yang harus dikembangkan terus menerus agar tercipta kerukunan antar umat beragama.

Proficiat atas terlaksananya STQH se-Provinsi Sulsel yang XXXI, semoga makin terampil melantunkan Qur'an dan Hadits, serta menafsirkannya terlebih dalam kehidupan sehari hari demi merajuk toleransi yang menciptakan perdamaian dan kerukunan sebagai pengamalan semboyan Bhineka Tunggal Ika berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam kesatuan NKRI. (*)

Catatan: tulisan ini telah terbit di Tribun Timur edisi cetak, Senin (29/04/2019)

Berita Terkini