Tak hanya capres dan cawapres, tetapi juga para pendukungnya.
"Lagi-lagi membutuhkan sikap kenegarawanan, kemampuan dari semua pihak disini, bukan hanya kedua capres tapi juga para pendukungnya untuk menempatkan kepentingan bangsa di atas kepentingan segala-galanya," pungkasnya.
Demokrat dan PKS
Isu pecah kongsi juga sempat mencuat, saat Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan kader dan pejabat partai meninggalkan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Sandi.
Selain itu, salah satu partai koalisi lainnya, Partai Keadilan Sejahtera atau PKS mengaku percaya terhadap hasil quick count.
Tentu hal tersebut berbeda dengan sikap Prabowo Subianto yang menolak hasil quick count tersebut.
Hal itu dijelaskan oleh Pengamat Poltik dari UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, dalam wawancara dengan Tribun di Jakarta, Jumat (19/4/2019).
"Saya melihat Demokrat ini kan menjunjung tinggi politik santun ya. Dengan adanya surat dari Pak SBY itu sebenarnya sudah menunjukkan bahwa mereka sudah tidak sepakat," ujar Adi Prayitno.
Menurutnya, Demokrat sedari awal tidak total alias setengah hati dalam memberikan dukungan kepada pasangan capres-cawapres bernomor urut 02 tersebut.
Sehingga, sangat memungkinkan bagi mereka, berposisi sebagai partai netral seperti pada 2014 lalu.
Baca: Terungkap Sakit yang Diderita Sandiaga Uno hingga Lesu saat Dampingi Prabowo dalam Deklarasi Menang
"Kemarin itu, kalau tidak terganjal aturan, Demokrat pasti akan netral. Tapi undang-undang mengharuskan untuk mengusung dan mendukung pasangan capres dan cawapres," tuturnya.
Bukan hanya itu, lanjut Adi Prayitno, saat ini Pemilu sudah selesai.
Semua partai politik saat ini sibuk mengamankan suara agar calon legislatif bisa masuk ke parlemen.
Apabila, kubu 02 menggugat hasil pilpres ke Mahkamah Konstitusi, maka partai koalisi dinilai tidak akan fokus jika hasil hitung sesungguhnya atau real count dari KPU nantinya menunjukkan selisih perolehan suara lebih dari 4 persen.
"Kalau masih dua persen masih semangat lah. Tapi kalau sudah di atas empat persen, enggak lah. Partai akan menyelamatkan diri masing-masing. Pemilu sudah selesai. Tinggal tunggu hasil KPU saja sebenarnya," tegasnya.