Sebagai contoh, Tribunnews.com coba mengganti kolom Semua Provinsi menjadi Provinsi Jawa Tengah.
Lantas, muncul lagi kolom Kabupaten/Kota.
Pilih kabupaten/kota yang ingin Anda cek hasil real count-nya hingga muncul lagi kolom kecamatan, kelurahan, hingga TPS.
Setelah meng-klik TPS, maka akan muncul data hasil real count Pemilu 2019 yang memuat jumlah pemilih, pengguna hak pilih, hingga perolehan suara untuk masing-masing kandidat.
Serta data soal surat suara yang sah dan tidak hingga perbandingan di antara keduanya.
Bila ingin melihat Form Pindai C1, Anda bisa klik pada kolom Lihat Form Pindai C1 dan akan muncul hasil formulir C1 yang telah dipindai alias di-scan.
Atau mudahnya bisa juga dengan meng-klik pada kolom WILAYAH yang ada di bawah, mulai dari Provinsi, Kabupaten, Kelurahan, hingga TPS.
Tak usah khawatir bila data yang ingin kamu cari belum tersedia.
Sebab, data yang masuk belum ada 1 persen, wajar jika banyak data/formulir C1 dari ratusan ribu TPS yang belum tersedia.
Daftar Parpol yang Tak Lolos Ambang Batas Parlemen versi LSI & Litbang Kompas
Hasil hitung cepat pemilihan legislatif (pileg) Lembaga Survei Indonesia (LSI) dengan data masuk 100 persen menunjukkan ada enam partai politik (parpol) yang diprediksi tidak lolos ambang batas parlemen yang sebesar 4 persen.
Alhasil, keenam parpol tersebut gagal lolos ke parlemen.
Peneliti LSI, Rully Akbar, menyebutkan, keenam parpol tersebut adalah Partai Berkarya yang pada hitung cepat mengantongi 2,41 persen, PSI (2,35), Hanura (1,85), Garuda (0,98), PBB (0,90), dan PKPI (0,38).
"Enam parpol yang tidak lolos ini terjadi karena memang kecendurungan pemilih lebih besar ke pilpres dibandingkan pileg. Otomatis, pemilih tidak fokus ke pilegnya ya," ujar Rully di kantor LSI, Jakarta Timur, Kamis (18/4/2019).
Selain karena faktor pemilu yang dilaksanakan serentak, lanjutnya, faktor lain adalah karena keenam parpol tersebut tidak memiliki basis massa yang kuat di seluruh daerah di Indonesia.