TRIBUN-TIMUR.COM - Dua pelaku pembunuhan sekaligus mutilasi Budi Hartanto (28), ditangkap Kepolisian Polda Jatim, kemarin.
Aris Sugianto ditangkap di Kediri. Sedangkan Ajis Prakoso berhasil diringkus di Jakarta.
Polisi menyebut motif pembunuhan adalah asmara. Tapi mereka tidak merinci hubungan spesifik seperti apa. Namun antara korban dan dua pelaku disebut terjalin hubungan segitiga.
Polda Jatim memang menjanjikan akan merilis kasus ini Sabtu (13/4/2019).
Aris Sugiatnto tercatat sebagai warga Blitar. Saat ditangkap, polisi mengungkapkan jika pelaku memiliki karakter melambai.
Ibunya sendiri, N(55) membeberkan sikap-sikap anaknya sebelum ditangkap, menurutnya sang anak sempat melakukan tindakan tak biasa belakangan ini.
Berikut ini fakta-fakta sosok pelaku pembunuhan Budi Hartanto atau mayat dalam Koper di Kediri berdasarkan Informasi yang dihimpun SURYAMALANG
Baca: UPDATE Mayat Tanpa Kepala di Koper, Terungkap Lokasi Mutilasi Tubuh Guru Honorer Budi Hartanto
Baca: FAKTA BARU Pembunuhan Budi Hartanto yang Dimutilasi, Korban Dikenal Sering Berganti Pasangan, Motif?
Baca: Kronologi Potongan Kepala Budi Hartanto Ditemukan, Pelaku Tunjuk Lokasinya, Dibungkus Plastik
1. Berkata Kasar Usai Membunuh
Pengakuan sang ibu jika pelaku Aris ini tampak sering marah-marah dan berkata kasar, usai diduga melakukan pembunuhan terhadap Budi Hartanto.
Bahkan perkataan kasar itu seirng dia lontarkan ke ibunya sendiri.
Pelaku juga lebih sering mengumpulkan teman-teman prianya di rumah.
"Kalau kumpul di rumah, tertawanya keras-keras," katanya.
2. Minta Maaf Karena Jual Koper, Padahal...
Koper yang dia gunakan untuk memasukkan mayat korban ternyata milik sang ibu.
Kepada ibunya dia mengaku jika koper itu dia jual, padahal digunakan untuk memasukkan jasad Budi Hartanto.
Penuturan ibunya, Dia mengaku menjual dengan harga Rp 200 ribu,, dan hasilnya itu dia gunakan tambah modal,.
"Waktu itu, saya baru pulang salat subuh dari masjid. Dia tiba-tiba langsung minta maaf ke saya.
Dia bilang, mak, saya minta maaf, kopere kula sade, payu Rp 200.000 (bu, saya minta maaf, kopernya saya jual, laku Rp 200.000. (Uangnya) saya buat tambahan modal," kata N menirukan ucapan AS.
N sempat diperlihatkan foto koper berisi mayat yang ditemukan di pinggir sungai.
"Ketika ditunjukkan foto koper, dalam hati saya bilang itu koper milik saya.
Tapi saya belum sadar soal itu karena anak saya bilang kopernya dijual," ujarnya kepada wartawan, termasuk SURYAMALANG.COM.
Baca: UPDATE Mayat Tanpa Kepala di Koper, Terungkap Lokasi Mutilasi Tubuh Guru Honorer Budi Hartanto
Baca: FAKTA BARU Pembunuhan Budi Hartanto yang Dimutilasi, Korban Dikenal Sering Berganti Pasangan, Motif?
Baca: Kronologi Potongan Kepala Budi Hartanto Ditemukan, Pelaku Tunjuk Lokasinya, Dibungkus Plastik
3. Sempat Bakar Baju di Depan Rumah
Pada hari itu juga, sekitar pukul 07.00 WIB, N juga melihat AS membakar pakaian di depan rumah.
Tetapi, N tidak tahu pakaian siapa yang dibakar anaknya di depan rumah.
Ada dugaan, pakaian yang dibakar AS di depan rumah merupakan pakaian korban.
Dua hari setelah itu, N baru mendengar kabar ada penemuan mayat dalam koper di pinggir sungai Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar.
4. Profesi Pelaku
Meski tercatat sebagai warga Blitar, AS sehari-hari berjualan nasi goreng di warungnya Desa Sambi, Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri, Jumat (12/4/2019).
Pelaku diamankan polisi pada Kamis (11/4/2019) malam di warungnya.
AS masih belum lama membuka usaha berjualan nasi goreng.
Karena masih baru warga setelah juga belum mengenalnya secara akrab.
"Sejak datang orangnya berjualan nasi goreng. Dia tinggal sendirian," ungkap Sujirah, yang rumahnya bersebelahan dengan warungnya.
"Baru sekitar 10 hari buka nasi goreng di desa kami," ujarnya.
Warga menyebutkan penjual nasi goreng ini orangnya seperti kebanci-bancian.
Termasuk rekan-rekannya juga banyak dari komunitas yang sama.
5. Sempat Menjadi TKI
Selain itu, AS rupanya pernah menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia.
Perilaku AS disebut berubah bak perempuan sejak sepulang jadi TKI di Malaysia.
"Dia pulang dari merantau di Malaysia baru sekitar dua tahunan ini. Lalu buka usaha sendiri," kata Ketua RT 2 RW 1 Dusun/Desa Mangunan, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, Hadi, Jumat (12/4/2019).
Hadi mengatakan AS memang asli warga Desa Mangunan.
Dia merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Tapi, orangtuanya sudah bercerai.
Orangtua laki-laki AS tinggal di Ringinrejo, Kabupaten Kediri.
Sedangkan ibunya tinggal di Desa Mangunan, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar.
Dua saudara AS tinggal bersama ayahnya di Ringinrejo, Kabupaten Kediri.
Baca: UPDATE Mayat Tanpa Kepala di Koper, Terungkap Lokasi Mutilasi Tubuh Guru Honorer Budi Hartanto
Baca: FAKTA BARU Pembunuhan Budi Hartanto yang Dimutilasi, Korban Dikenal Sering Berganti Pasangan, Motif?
Baca: Kronologi Potongan Kepala Budi Hartanto Ditemukan, Pelaku Tunjuk Lokasinya, Dibungkus Plastik
Pelaku Pembunuhan Budi Hartanto Ditembak
Dua pelaku pembunuhan disertai mutilasi Guru Honorer asal Kediri telah tiba di Ruang Penyidik Subdit Jatanras Polda Jatim di Gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum, pukul 23.40 WIB, Jumat (12/4/2019).
Mereka adalah, AS pelaku yang tertangkap Kamis sore, (11/4/2019), Jakarta.
Pelaku kedua yakni AP yang ditangkap di Kediri di hari yang sama pada malam harinya, pukul 20.00 WIB.
Sesaat usai turun dari mobil penyidik Polda Jatim yang baru tiba di halaman utama gedung Reskrimum Polda Jatim.
Keduanya langsung digiring masuk ke Ruang Penyidikan Subdit Jatanras.
Kedua betis kaki sebelah kiri mereka berdua tampak dibalut perban.
Perban itu terbilang baru, karena tampak jelas darah terlihat merembes di kain kasa yang membalut kakinya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun TribunJatim.com (Grup SURYAMALANG.COM), luka pada betis kaki sebelah kiri mereka merupakan bekas luka hasil tembakan timah panas pistol petugas.
Akibatnya, cara berjalan keduanya, seakan tampak kompak, berjalan secara pincang dan melompat-sesekali terdengar rintihan kesakitan.
Ruangan seluas 5 x 5 meter yang awalnya disterilkan dari awakmedia beberapa jam lalu, akhirnya bisa dimasuki.
Di dalam ruangan itu dua pelaku duduk di posisi yang berbeda.
Aris Sugianto duduk di kursi yang letaknya berhadapan dengan meja interogasi penyidik.
Sedangkan, Ajis Prakoso duduk di lantai tanpa alas.
Keduanya berperilaku sama, merintih kesakitan seraya memegang betis kaki kirinya.
Di dalam ruangan itu terdapat enam orang penyidik berpakaian preman.
Satu diantara penyidik melakukan proses interogasi pada kedua pelaku.
Mendengar sekelebatan dialog antar mereka, pokok pembahasan yang tengah mereka percakapan seputar proses mutilasi yang dilakukan kedua pelaku.
Mengingat ada beberapa etik interogasi dari kepolisian yang tak boleh diekspose ke publik.
Selain itu, pihak penyidik tidak berwenang dalam menyebarkan informasi hasil penyidikan, selain Kabid Humas Polda Jatim.
"Secara jelas besok (Sabtu, 13/4/2019) akan diulas bersama Pak Kabid Humas Polda Jatim," lugas seorang penyidik yang mengenakan hem berwarna abu-abu itu.
Seiring ditangkapnya dua pelaku ini, potongan kepala korban pembunuhan dan mutilasi guru honorer Kediri juga telah ditemukan dan dimakamkan.
Polisi juga telah mengungkap kronologis berikut lokasi pembunuhan yang ternyata dilakukan di sebuah warung kopi di Kediri.
Artikel ini telah tayang di suryamalang.com dengan judul Fakta-fakta Sosok Pelaku Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Kediri, Lakukan Hal-hal Tak Wajar Ini