MUI Wacanakan Haram Hukumnya Main PUBG, ini Pendapat Ustadz Abdul Somad (UAS)
TRIBUN-TIMUR.COM - Dai kondang Ustadz Abdul Somad (UAS) ikut angkat bicara soal wacana fatwa haram untuk game Player's Unknown Battle Ground (PUBG) oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).
UAS mengatakan pihaknya mempercayakan hal itu ke komisi fatwa MUI.
"Saya hanya mensosialisasikan (fatwa MUI)," katanya dalam wawancara dengan TVOne beberapa waktu lalu.
Menurut UAS senior-seniornya di komisi Fatwa MUI lebih paham soal itu.
"Tuan-tuan guru di pusat menggodok itu, keluar fatwa baru kami sosialisasikan. Saya tidak mengeluarkan Fatwa, kami mengikut komisi Fatwa," katanya.
Baca: Upload Tips Cara Main PUBG, Tiap Bulan Pemuda Bone Alumni UNM Ini Dapat Puluhan Juta dari Youtube
Wacana fatwa haram oleh MUI untuk game PUBG yang bergenre battle royale ini terjadi setelah kejadian teror di Kota Christchurch, Selandia Baru.
Amirsyah mengatakan jika MUI juga tidak menutupi kemungkinan untuk mengkaji game online lainnya.
"Kami akan list supaya lebih lengkap. Game itu ada yang positif dalam konteks edukasi. Iya kan. Untuk matematika, untuk pengembangan ilmu pengetahuan," ujar Amirsyah, dikutip dari Kompas.com.
"Tapi dalam bentuk substansi yang kekerasan, pornografi, horor, saya kira itu sangat jelas. Merusak pikiran-pikiran dari generasi muda kita. Bahkan tertanam sikap radikal teroris bagi mereka itu. Ini harus ditolak sesungguhnya," lanjut dia.
Saat ini, kata Amirsyah, MUI masih mengkaji dampak positif dan negatif yang muncul dari PUBG dan game lainnya.
Amirsyah mengatakan, kajian tersebut melibatkan sejumlah ahli, mulai dari bidang kesehatan hingga psikologi.
Nantinya, lanjut Amirsyah, fatwa yang dikeluarkan MUI bergantung pada kajian yang melibatkan para ahli tersebut.
Menurut Amirsyah, paling lambat bulan depan MUI sudah bisa merilis pernyataan resmi terkait game PUBG dan game lainnya.
"Ya tidak terlalu lama sih. Paling lama satu bulan bisa kita, bahkan lebih cepat lebih baik kan. Supaya orang tidak bingung," kata Amirsyah.
Baca: Download MP3 Lagu Alan Walker On My Way OST PUBG Mobile Season 6 Donwload di Sini Sekarang
Menpora Imam Nahrawi Membela
Terkait soal game PUBG Mobile mengandung unsur kekerasan hingga akan difatwakan haram.
Menteri Pemuda dan Olahraga atau Menpora RI, Imam Nahrawi angkat bicara mengenai wacana Majelis Ulama Indonesia ( MUI) melarang game daring yang mengandung kekerasaan berkelahi dan peperangan, seperti Player Unknown's Battle Grounds atau PUBG Mobile.
Menurut Imam Nahrwari, kajian mengenai wacana tersebut boleh-boleh saja.
Namun, harus dilakukan dengan objektif.
"Jangan kemudian pemain PUBG dikategorikan teroris," kata Imam usai menyaksikan babak final turnamen e-sports Piala Presiden 2019 di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (30/3/2019).
Imam Nahrawi tak sependapat dengan anggapan yang mengkaitkan game dengan aksi terorisme.
Menurut Imam Nahrawi aksi terorisme tak bisa dikaitkan dengan apa pun.
"Karena teroris itu tidak ada kaitannya dengan apa pun, kecuali watak dan niatnya untuk jadi teroris. Kalau sudah main game ya sudah. Jangan dikait-kaitkan. Menurut saya begitu," ucap politisi PKB itu.
Sementara itu, pihak pengembang game PUBG Mobile, Tencent, merilis sebuah fitur yang dapat membatasi waktu bermain.
Dalam keterangan resminya, fitur tersebut telah mulai diuji coba sejak 21 Maret lalu di India.
Fitur ini nantinya akan berupa sebuah pesan yang akan muncul ketika pemain PUBG Mobile sudah mencapai batas waktu 6 jam.
Jika pemain sudah melewati batas waktu tersebut, ia baru bisa kembali melakukan login di hari berikutnya.
Menurut pihak Tencent, fitur ini memang sengaja dibuat agar PUBG Mobile tetap dapat dimainkan secara sehat dan bertanggung jawab.
Tencent pun mengakui bahwa fitur ini dirilis karena adanya wacana pemblokiran PUBG Mobile di India.
"Kami memperkenalkan sistem gameplay yang sehat di India untuk mempromosikan game yang seimbang dan bertanggung jawab, termasuk membatasi waktu bermain untuk pemain di bawah umur," ungkap Tencent melalui keterangan resminya.
"Karena itu kami terkejut mengetahui bahwa pihak berwenang setempat di beberapa kota telah memutuskan untuk memberlakukan larangan bermain game kami," lanjut mereka. (Tribun Timur)