TRIBUN-TIMUR.COM - Seorang calon pendeta bernama Melinda Zidemi (24) tewas diduga dibunuh dan diperkosa.
Dugaan adanya pemerkosaan terhadap Melinda Zidemi diketahui setelah ditemukan sperma di tubuh korban.
Hasil visum luar di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang, tim Laboratorium Forensik Polda Sumatera Selatan mendapatkan bukti berupa sperma yang diduga milik para pelaku pemerkosaan serta pembunuhan terhadap calon pendeta, Melinda Zidemi.
Hal itu diungkapkan langsung oleh Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Supriadi saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Rabu (27/3/2019).
Kombes Pol Supriadi mengatakan, korban diduga tewas setelah mengalami cekikan dileher oleh pelaku.
Selain itu, terdapat luka memar di sekitar leher korban hingga menyebabkan Melinda Zidemi tak bisa bernafas.
"Ada bercak sperma ditubuh korban, diduga itu milik pelaku," kata Supriadi.
Ia melanjutkan, Kapolda Sumatera Selatan Irjen Pol Zulkarnian Adinegara telah memerintahkan para penyidik untuk kembali mendatangi lokasi tempat kejadian di areal PT PSM Divisi 3 blok F19 Dusun Sungai Baung, Desa Bukti Batu, Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten OKI, Sumatera Selatan.
"Ada satu anjing pelacak juga diturunkan untuk mencari jejak pelaku. Sekarang tim masih di lapangan, melakukan olah TKP ulang," ujar dia.
Melinda Zidemi sebelumnya dibunuh oleh dua orang diduga pelaku ketika baru pulang dari Pasar Jeti, Sungai Baung, Kabupaten OKI, untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari bersama seorang muridnya berinisial NP (9) pada Senin (25/3/2019) sore.
Namun, kedua korban tak kunjung pulang hingga malam hari. Jemaat Gereja Kristen Injili Indonesia (GKII) pun dikejutkan ketika NP pulang dalam kondisi ketakukan.
Bocah itu mengaku jika mereka telah diculik oleh dua orang.
Melinda Zidemi pun ditemukan tewas dalam kondisi tanpa busana serta tangan dan kaki terikat.
Berencana Menikah pada Bulan Juni
Rencana Melinda Zidemi, vikaris atau calon pendeta untuk menikah pada Juni 2019 mendatang terpaksa kandas setelah ia ditemukan tewas di areal perkebunan sawit Sungai Baung.
Arisman Manai mengatakan, Melinda Zidemi sedang menjalani ikatan dinas sebagai vikaris di Sungai Baung selama dua tahun.
Ia pun mengaku, Melinda Zidemi sempat ingin meminta izin pada bulan Juni mendatang untuk melangsungkan pernikahan bersama tunangannya di Nias Selatan, Sumatera Utara.
"Baru enam bulan bertugas di sini. Memang dia bilang bulan 6 mau menikah dengan tunangannya di Nias," kata Arisman Manai.
Anugrah Gaurifa (25) yang merupakan keluarga Melinda Zidemi juga membenarkan jika korban dalam waktu dekat akan melangsungkan pernikahan.
"Iya memang mau menikah sama tunangannya. Melinda sudah 5 tahun di Palembang kuliah di sini. Kalau tugas baru enam bulan," kata Anugrah Gaurifa.
Menurutnya, selama enam bulan dinas di Gereja GKII Sungai Baung, korban selalu datang ke rumah saudaranya di Lorong Tanjung RT 24 RW 04, Sukabangun Palembang.
"Kalau libur suka main ke rumah, selama kuliah juga begitu. Kami baru dapat kabar pagi tadi,"
Akun media sosial Melinda Zidoni kini dibanjiiri ucapan bela sungkawa atas peristiwa keji ini.
Begitu juga akun Facebook tunangan Melinda Zidoni, Feniaro Halawa.
Diperkosa Sebelum Dibunuh
Kabid Humas Polda Sumatera Selatan, Kombes Pol Supriadi mengatakan, Melinda Zidemi sempat diperkosa pelaku.
Dugaan itu muncul karena saat ditemukan korban tidak mengenakan celana.
"Korban ditemukan dalam keadaan tidak menggunakan celana dan baju bagian atas terbuka. Dugaannya sempat diperkosa, tapi akan diperiksa lagi," kata Supriadi saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Selasa (26/3/2019).
Kombes Pol Supriadi mengatakan, kedua tangan korban juga diikat pelaku dengan ban dalam motor.
Dalam kondisi tidak bisa melawan, pelaku diduga memperkosa korban dan mencekiknya hingga tewas.
Lanjut, kata Arisman Manai, lokasi tempat korban ditemukan memang terbilang sepi dan jauh dari Gereja sekitar 4 kilometer.
Selama ini, Melinda Zidemi memang sering berbelanja ke pasar mengajak muridnya di gereja.
"NP itu muridnya di gereja, memang sering dipasar. Waktu ditemukan tangan dan kakinya diikat semua, punggung korban luka lecet seperti diseret," ujarnya.
Kronologi Pembunuhan
Pihak Polres OKI masih mengejar dua orang pelaku.
Kombes Pol Supriadi mengatakan, dari keterangan NP yang berhasil selamat dari insiden tersebut, mereka sebelumnya berangkat dari Divisi 4 dengan menggunakan sepeda motor merek Honda Revo warna hitam menuju ke Pasar Jeti.
Pada Senin (25/3/2019) pukul 17.00 WIB, kedua korban pulang menuju camp di Divisi 4.
Namun, ditengah jalan, tepatnya di Divisi 3, mereka dihadang oleh dua orang menggunakan batang kayu balok.
"Kemudian korban berhenti, lalu korban dihampiri oleh dua orang diduga pelaku dengan ciri-ciri berbadan kurus dengan tinggi kurang lebih 165 cm menggunakan baju hitam dan memakai penutup wajah," kata Kombes Pol Supriadi.
Kedua korban lalu diseret oleh para pelaku ke dalam areal kebun sawit.
Di sana mereka dicekik serta tangan diikat dengan ban dalam motor hingga akhirnya korban NP pingsan dan dibuang di semak-semak areal perkebunan sawit.
"Selanjutnya korban MZ dicekik hingga meninggal, kemudian mayatnya diseret dan dibuang di TKP ke-2 yang berjarak lebih kurang 100 meter dari TKP pertama. Korban diduga sebelum di bunuh diperkosa terlebih dahulu, karena pada saat ditemukan dalam keadaan tidak menggunakan celana dan baju bagian atas terbuka," ujar dia.(*)