TRIBUN-TIMUR.COM - Daftar 5 fakta baru terkait Dr Wahyu Jayadi diduga membunuh Siti Zulaeha Djafar.
Korban dibunuh, Kamis (21/3/2019), namun baru diketahui publik dan keluarga, Jumat (22/3/2019).
Korban dibunuh di dalam mobil.
Hal baru dari kasus pembunuhan Siti Zulaeha Djafar, motif di balik aksi kejam Wahyu Jayadi hingga ibu korban pernah berpesan kepada pelaku.
Pembunuhan Siti Zulaeha Djafar membuat geger masyarakat Gowa, Sulawesi Selatan.
Siti Zulaeha Djafar diduga dibunuh tetangga sekaligus rekan kerjanya, Wahyu Jayadi pada Kamis (21/3/2019).
Namun, jasad korban baru ditemukan pada Jumat (22/3/2019) dalam mobil SUV merek Daihatsu Terios warna biru yang terparkir di Jalan Poros Japing.
Siti Zulaeha Djafar ditemukan dalam kondisi tubuhnya sudah membengkak di depan gudang milik pengembang perumahan Bumi Zarindah, Dusun Japing, Desa Sunggumanai, Kecamatan Pattallassang, Gowa.
Awalnya, Siti Zulaeha Djafar diduga menjadi korban perampokan karena sejumlah barang miliknya hilang.
Namun, setelah proses penyelidikan dilakukan, hasil menyatakan Siti Zulaeha Djafar menjadi korban pembunuhan.
Berikut ini 5 fakta baru terkait kasus pembunuhan Siti Zulaeha Djafar.
1. Motif sementara pembunuhan
Sosok Wahyu Jayadi dan Siti Zulaeha Djafar dikenal dekat.
Tak hanya bertetangga, keduanya sama-sama bekerja pada Universitas Negeri Makassar ( UNM) dengan status PNS.
Siti Zulaeha Djafar ditugaskan sebagai staf Bagian Rumah Tangga pada Biro Administrasi Umum dan Keuangan (BAUK) UNM.
Wahyu Jayadi adalah dosen Fakultas Ilmu Kelolahragaan UNM dan Kepala UPT Kuliah Kerja Nyata ( KKN) UNM.
Adapan motif sementara Wahyu Jayadi membunuh Siti Zulaeha Djafar adalah karena pelaku merasa tidak terima sikap korban.
Wahyu Jayadi menyebutkan selama ini ia telah menganggap Siti Zulaeha Djafar seperti keluarganya sendiri.
Namun, Wahyu Jayadi merasa Siti Zulaeha Djafar sudah terlalu jauh ikut campur dalam masalah pekerjaan dan pribadinya.
Hal itulah yang melatarbelakangi Wahyu Jayadi nekat menghabisi nyawa Siti Zulaeha Djafar.
2. Pelaku sempat mencoba menghilangkan jejak
Sebelum ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan Siti Zulaeha Djafar, Wahyu Jayadi sempat menghilangkan jejak untuk menutupi aksinya.
Ia sengaja memecahkan kaca mobil menggunakan batu untuk memunculkan kesan jika Siti Zulaeha Djafar menjadi korban perampokan.
Korban diketahui tewas akibat dicekik dan dipukuli di bagian wajahnya hingga lebam.
Wahyu Jayadi menutupi jejaknya dengan cara menutupi bekas cekikan di leher korban menggunakan seat belt.
Selain itu, Wahyu Jayadi juga menghancurkan iPhone X milik Siti untuk menutupi riwayat komunikasi.
3. Pelaku tertangkap karena bercak darah di mobil korban
Meski telah dilakukan penangkapan tak lama setelah jasad Siti Zulaeha Djafar ditemukan, Wahyu Jayadi sempat membantah ia telah membunuh korban.
Namun, Kapolres Gowa AKBP Shinto Silitonga mengungkapkan penetapan tersangka terhadap Wahyu Jayadi didasari atas temuan bercak darah dalam mobil korban.
Hasil penyelidikan menyebutkan darah tersebut milik Wahyu Jayadi.
Wahyu Jayadi sendiri sempat mengelak dan mengatakan ia terluka pada empat hari sebelumnya.
Ia kemudian panik saat dokter forensik melakukan pemeriksaan.
Luka yang didapat Wahyu Jayadi diketahui akibat korban melakukan perlawanan hingga akhirnya mencakar lengan pelaku.
"Jejak darah inilah mengantarkan kami bahwa pelaku memiliki luka. Kami melakukan pendalaman pada luka W dan menimbulkan dampak psikologis baginya," kata Kapolres Gowa AKBP Shinto Silitonga.
4. Pelaku sempat telepon suami korban dan menyampaikan ucapan duka cita
Setelah jasad Siti Zulaeha Djafar ditemukan, Wahyu Jayadi ternyata sempat menghubungi suami korban, Muh Sukri via telepon.
Seolah tak merasa bersalah, Wahyu Jayadi menyampaikan ucapan duka cita.
Tak hanya bekerja di tempat sama, Wahyu Jayadi dan Siti Zulaeha Djafar juga bertempat tinggal di perumahan Sabrina Regency, Jalan Manggarupi, Paccigonang, Kecamatan Somba Opu, Gowa.
Rumah Siti Zulaeha Djafar berada di blok F, sementara Wahyu Jayadi di blok E.
5. Ibu korban sempat meninggalkan wasiat pada pelaku, begini kata-katanya
Kepada polisi, Wahyu Jayadi mengaku jika dirinya menerima wasiat dari almarhumah ibu korban.
Wahyu Jayadi dan Siti Zulaeha Djafar diketahui memang dekat layaknya saudara.
Orang tua Siti Zulaeha Djafar pun menganggapnya sedemikian rupa.
Sebelum meninggal, ibunda Siti Zulaeha Djafar sempat berpesan kepada Wahyu Jayadi untuk menjaga korban.
"Kita tak punya hubungan emosional dalam tanda kutip bahwa kita saling suka sama suka. Ini karena persoalan hubungan emosional karena hubungan keluarga. Saya ingat pesannya almarhumah mamanya, 'Jagai anrimmu, jagai anrimmu (jaga adikmu, jaga adikmu). Bahasa Bugisnya seperti itu. Taniako tau laing' (kamu bukan orang lain)," kata Wahyu Jayadi mengakui.
Wasiat inilah sepertinya dijadikan alat oleh Wahyu Jayadi untuk mendekati Siti Zulaeha Djafar, walaupun korban memiliki suami.(*)