Penembakan Jamaah Masjid di Selandia Baru, Dekan FKIP Unismuh Makassar: Itu Tindakan Biadab

Penulis: Jumadi Mappanganro
Editor: Jumadi Mappanganro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang pria bersenjata mengidentifikasi dirinya sebagai "Brenton Tarrant”.

Pelaku ditangkap hanya sekitar 30 menit setelah kejadian di kawasan Sydneyham, Jalan Brougham, sekitar 3,4 km dari tempat kejadian perkara.

Polisi menyebut pelaku adalah pria berkulit putih, kelahiran Australia. Tahun 2018 lalu berusia 28 tahun.

Pelaku merekam sendiri aksi pembunuhan massal itu dengan menggunakan kamera GoPro yang menempel di penutup kepalanya.

Dia bahkan dan livestreming di akun media sosialnya.

Potongan video yang beredar itu laiknya video game online, PUGB, yang yang marak dimainkan remaja dan pemuda di Indonesia.

Laik tentara siap perang, dia mengenakan kaos tangan kulit, bertopi dan menggunakan GPS untuk memandunya ke sasaran.

Baca: Kini Operasi Bedah Otak Sudah Bisa di RSUD Andi Makkasau Parepare

Baca: 5 Fakta dan Pesan Brenton Tarrant, Sebelum Tembak Puluhan Warga di Masjid New Zealand

Video live streaming berdurasi 16 menit

Seperti dilansir kompas.com, Brenton Tarrant tidak asal ketika melakukan penembakan di Masjid Al Noor, Christchurch, Selandia Baru, pada Jumat (15/3/2019).

Melalui manifesto berjudul "The Great Replacement" yang dia buat sendiri, terungkap Tarrant sudah merencanakan aksi kejinya itu sejak lama.

Teroris asal Grafton Australia itu sudah berencana untuk melakukan penembakan massal selama dua tahun terakhir.

"Aku memulai rencana serangan ini sejak dua tahun terakhir. Kemudian menetapkan lokasi di Christchurch dalam tiga bulan terakhir," katanya dikutip dari laporan independent.ie.

Dalam manifesto setebal 74 halaman itu, Tarrant memperkenalkan diri sebagai anti-imigran dengan para korban disebutnya sebagai "sekelompok penjajah".

Di manifesto tersebut, dia mengatakan ingin membebaskan tanah milik kaumnya dari "para penjajah", dan terinspirasi dari Anders Breivik.

Dilansir AFP, Breivik merupakan seorang ekstremis sayap kanan yang menyerang kantor pemerintah di Oslo, Norwegia, pada 22 Juli 2011 silam.

Halaman
123

Berita Terkini