TRIBUN-TIMUR.COM - Lama dipendam, akhirnya Norman Kamaru blak-blakan soal kenapa dirinya dipecat sebagai polisi.
Apakah terkait dengan kesibukannnya wara-wiri di TV?
Delapan tahun sejak dipecat dari keanggotaan Brimob Polda Gorontalo, Norman Kamaru baru buka suara tentang pemberhentiannya waktu itu.
Kala itu banyak dari publik yang menduga jika pemberhentian Norman Kamaru dari anggota kepolisian lantaran keinginannya sendiri agar dapat meneruskan langkah di dunia entertainment.
Namun, melalui sebuah video yang diunggah melalui saluran YouTube Norman Kamaru Channel pada Selasa (26/2/2019) kemarin, pria yang dikenal lewat joget Chaiya Chaiya itu memberikan penjelasan.
Dalam video berdurasi 18 menit itu, Norman Kamaru menjelaskan tentang alasannya dipecat dari kepolisian yang tak seperti dibayangkan oleh publik.
Menurut penjelasan Norman Kamaru, ia tak memiliki niat untuk mengunggah video Chaiya Chaiya itu ke YouTube.
Norman Kamaru bahkan mengaku jika semua yang ia lakukan hingga video Chaiya Chaiya itu booming lantaran perintah.
“Jadi gini guys, video Chaiya Chaiya itu masuk di YouTube bukan kemauan saya, dan saya gak pernah ada niat untuk jadi artis ataupun mau jadi terkenal."
"Setelah Chaiya Chaiya itu booming, tiba-tiba saya muncul di TV kan, saya muncul di acara ini di acara itu di acara bla blub la.. itu bukan kemauan saya sendiri. Ingat, bukan kemauan saya sendiri bukan, semua itu perintah.. perintahh.. perintah.. perintah.. ingat perintah. Gak pernah ada mau saya sendiri, gak pernah,” kata Norman Kamaru menjelaskan.
Baca: Penyebab Demo Film Dilan 1991 dan Ditolak Tayang di Makassar
Baca: Pendaftaran UTBK untuk SBMPTN 2019 Dibuka, Cek Syarat hingga Jadwal di Sini, Tak Gratis!
Baca: Ustadz Nur Maulana Tak Hadiri Islam Itu Indah Besok, Ungkap Alasan di Samping Dokter Cantik
Setelah video itu viral, Norman Kamaru merasa tugasnya menjadi seorang polisi justru makin jauh dengan makna polisi pada umumnya.
Norman Kamary bahkan mengaku sejak video Chaiya Chaiya booming, ia tak pernah lagi ikut apel pagi seperti polisi lainnya.
Tak hanya itu, saat libur dari tugas dinas pun, Norman Kamaru tak mendapat jatah llibur yang biasa ia gunakan untuk pulang ke rumah.
Norman Kamaru merasa aneh dengan perlakuan yang dia terima sejak video joget Chaiya Chaiya makin terkenal.
“Dan waktu saya booming Chaiya Chaiya itu, status saya di kepolisian itu jadi aneh, gimana ya. Kok saya jadi jarang ikut apel pagi, saya udah gak bisa pulang ke rumah hari libur pun gak bisa pulang ke rumah ya dalam hati saya kok saya seperti tahanan rumah lah," kata Norman Kamaru.
Tak lupa, Norman Kamaru juga bercerita soal kabar penangkapannya di acara Hitam Putih yang dipandu oleh Deddy Corbuzier, beberapa waktu lalu.
Dalam penjelasannya, Norman Kamaru mengaku sebelum berangkat ke Jakarta ia meminta surat izin terlebih dahulu ke Kapolda dan Kepala Satuan (Kasat).
Tidak sendiri, Norman Kamaru beserta manajer dari Jakarta juga datang ke Gorontalo untuk sekadar mengizinkan Norman Kamaru.
"Sebelum kita berangkat ke Hitam Putih, kita udah minta izin ke Kapolda sama Kasat saya, dan itu pun management saya di Jakarta datang ke Gorontalo untuk meminta izin biar hadir di Hitam Putih, dikasih izin perintahnya Kapolda kalo gak salah. Saya harus didampingi anggota dan waktu itu yang damping isaya ini angkatan saya sendiri," kata Norman Kamaru.
Saat hendak berangkat ke Jakarta, surat izin Norman Kamaru tidak keluar dari pihak kepolisian.
Justru pendamping dirinya yang mendapat surat izin.
Baca: Setahun Jadi Juara LIDA, Siapa Sangka Beginilah Kondisi Rumah Selfi di Kampungnya di Soppeng
Baca: Foto-foto Cantiknya Reiko Barack Ibu Reino Barack yang Asli Jepang, Tak Pernah Muncul di TV?
Baca: Bertahun-tahun Terpendam, Norman Kamaru Akhirnya Ungkap Kenapa Dirinya Dipecat sebagai Polisi
Norman Kamaru mengaku cuek dan tetap sabar dengan perlakuan yang ia terima pada waktu itu.
Sampai akhirnya terjadi penangkapan Norman Kamaru usai mengisi acara Hitam Putih.
Pada penangkapan itu, Norman Kamaru diduga berangkat ke Jakarta tanpa izin dari tempat ia bekerja.
"Saya mau jelasin di BAP saya itu, tapi gak dikasih sama sekali. Harus ikut BAP-nya Kasat. Perkataan kasat di BAP itu, waduh mengejutkan. Ya, udah gak papa perintahkan. Saya kan anak buah, mau gimana lagi. Siap salahlah,” katanya.
Menurut cerita Norman Kamaru, saat booming joget Chaiya Chaiya, beberapa waktu lalu, dia selalu meminta izin terlebih dahulu kepada atasannya jika ingin datang untuk mengisi acara.
“Saya mau jelasin selama saya booming Chaiya Chaiya itu di Gorontalo. Saya itu gak pernah ke mana-mana loh. Mau keluar pun harus perintah dan saya mau keluar ke rumah pun tengah malam, nanti kalo semua orang semua anggota itu pada tidur baru saya kabur pulang ke rumah. Karena apa? Sabtu Minggu pun hari libur saya gak pernah pulang ke rumah, gak dikasih sama sekali dengan alasan ‘Jangan Man, kamu itu asset-nya Kapolda’,” kata Norman Kamaru menceritakan.
“Tugas saya cuma ‘Norman ada yang mau foto’ disuruh ganti baju kepolisian. Itu doang tugas saya,” kata Norman Kamaru.
Karena tugasnya yang jauh dari tugas kepolisian pada umumnya, Norman Kamaru mengaku curhat kepada atasannya dan diusulkan untuk pindah ke Mabes Polri.
Sempat mengurus surat pindah hingga 6 kali, Norman Kamaru mengaku tak pernah mendapat izin dari Kapolda.
“Dan akhrinya saya kabur dari asrama Brimob. Lima hari kalo gak salah keluar dari asrama. Jumpa temen-temen di sana, asik. Tiba-tiba saya ketahuan lah lagi ada di daerah itu,” katanya menjelaskan.
Norman Kamaru pun melobi atasannya.
Mendengar curhat bawahannya, atasan Norman Kamaru pun mengiyakan permintaannya dan berkata akan membicarakan hal tersebut kepada Kapolda.
Namun, hingga tiga hari dari permintaan tersebut Norman Kamaru tak pernah mendapat kabar.
Baca: Penyebab Demo Film Dilan 1991 dan Ditolak Tayang di Makassar
Baca: Pendaftaran UTBK untuk SBMPTN 2019 Dibuka, Cek Syarat hingga Jadwal di Sini, Tak Gratis!
Baca: Ustadz Nur Maulana Tak Hadiri Islam Itu Indah Besok, Ungkap Alasan di Samping Dokter Cantik
Karena bingung Norman akhirnya meminta orangtuanya untuk mengahap ke Kapolda.
“Ini penjelasan dari bokap saya ya, begitu bokap saya menghadap, bokap saya. Cuma ngomong baik-baik lagi ‘Pak gimana status anak saya? Dia cuma pengen tugas seperti biasa, Pak.' Apa kata Kapolda? Waktu itu, ya ‘Udah keluar aja dari polisi.’ Emosi dong orangtua saya. Ngomong baik-baik, kok dijawab seperti itu,” kata Norman Kamaru.
“Kalian inget gak berita bokap gua menghadap Mabeslah. Itu karena saking orangtua saya sakit hati gitu, akhirnya sidang,” kata Norman Kamaru.
Selama beberapa kali sidang, Norman Kamaru menceritakan bagaimana yang dialaminya hingga merasa disudutkan.
“Dalam sidang itu gua pernah denger, ‘Apakah benar Norman Kamaru selama 85 hari gak pernah masuk kantor?’ Oh sh*t man,” kata Norman Kamaru sambil menahan air mata.
“Sidang ketiga itu, Norman Kamaru dipecat dengan tidak hormat. Ok fine gua terima,” kata Norman Kamaru.
“Intinya saya selama Chaiya Chaiya itu semua karena perintah, apapun yang saya lakuin itu perintah, gak pernah ikut mau saya sendiri,” tuturnya.
Disebut-sebut saat Kapolres Jakarta Utara Pecat 6 Polisi
Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Budhi Herdi Susianto menyinggung Norman Kamaru dalam upacara pemberhentian tidak hormat terhadap enam bawahannya, di Mapolres Metro Jakarta Utara, Selasa (19/2/2019).
Seperti diketahui, Norman Kamaru merupakan seorang polisi berpangkat briptu yang kemudian berhenti menjadi polisi usai dirinya terkenal.
Dilansir dari Kompas.com, menurut Kombes Budhi Herdi Susianto, Norman Kamaru adalah contoh ketika seorang polisi melupakan identitasnya.
"Setelah terkenal dia adalah kacang yang lupa kulitnya, akhirnya dia meninggalkan kulitnya sehingga dia hanya menjadi sebuah kacang. Begitu dia menjadi kacang, dia akan terlupakan," kata Kombes Budhi Herdi Susianto dalam sambutannya, di Mapolres Jakarta Utara, Selasa (19/2/2019).
Kombes Budhi Herdi Susianto mengatakan, pengalaman Norman Kamaru tersebut seharusnya menjadi pelajaran bagi para anggota polisi saat ini.
Menurut dia, polisi mesti mengingat status pekerjaan mereka ketika berperilaku.
Kombes Budhi Herdi Susianto mengatakan, para anggota tidak boleh bertindak semaunya, meski berstatus sebagai anggota polisi.
"Dalam kita mau bertindak atau berbuat, kita ingat perjuangan kita. Kita ingin kerja keras, kita mulai dari mendftar, pendidikan, maupun saat awal kita menjadi anggota," ujarnya.
Saat itu, Polres Metro Jakarta Utara telah memecat enam orang anggotanya dengan tidak hormat karena kasus penyalahgunaan narkoba dan mangkir dari tugas.
"Rata-rata pelanggaran ada yang melakukan pelanggaran penyalahgunaan narkoba dan juga sebagian desersi," kata Kombes Budhi Herdi Susianto kepada wartawan, di Mapolres Jakarta Utara, Selasa pagi.
Menurut Kombes Budhi Herdi Susianto, perilaku desersi yang dilakukan anggotanya bisa jadi disebabkan penyalahgunaan narkoba yang mereka lakukan.
"Setelah kena narkoba, dia enggak jadi dirinya sendiri. Dia sudah lupa statusnya, sehingga dia takut masuk kantor, dari situ dia akhirnya desersi," ujarnya.
Hanya ada satu orang yang mengikuti upacara tersebut karena lima orang lainnya tidak diketahui keberadaannya.
Proses pemberhentian sebagai anggota polisi ditandai dengan pencopotan atribut berupa topi, baju, ikat pinggang, dan tanda pengenal.
Setelah atribut kepolisiannya dilucuti, petugas dipakaikan baju batik dan peci oleh Kombes Budhi Herdi Susianto.
"Kegiatan hari ini adalah kegiatan yang tidak ingin kita lakukan, tetapi terpaksa kami lakukan demi menyelamatkan organisasi Polri yang lebih besar," kata Kombes Budhi Herdi Susianto.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Bongkar Kisah di Balik Pemecatannya Dari Polri, Norman Kamaru: Tak Pernah Berniat untuk Jadi Artis, http://www.tribunnews.com/seleb/2019/02/28/bongkar-kisah-di-balik-pemecatannya-dari-polri-norman-kamaru-tak-pernah-berniat-untuk-jadi-artis?page=all.
Editor: Anita K Wardhani