Dekatlah dan bersenderlah selalu kalian semua hanya kepada Allah. Karena hanya Dia yang pasti bisa membawa kita ke surga. Doakan bapak dan ibumu."
Baca: 100 Perusahaan dan 20 UKM Ramaikan Rakerkonkab Apindo di BLK Makassar
Baca: Badan Ketahanan Pangan Usul Evaluasi Dampak Bantuan Beras di Council Meeting APTERR Ke-7 di Malaysia
Baca: Ketua HPPMI Maros Prediksi PSM Makassar Tumbangkan Perseru, Skor 4-0
Air mata Tutut semakin tak terbendung. Ia hanya bisa terdiam takut.
Soeharto juga berpesan untuk tetap membantu masyarakat.
Tutut memeluk Soeharto erat-erat lalu mencium tangannya.
Karena Soeharto mengatakan lelah dan ingin istirahat, Tutut membetulkan posisi selimut ayahnya.
Dalam hati Tutut berdoa, "Ya Allah, beri saya kekuatan dan kemudahan untuk melaksanakan keinginan bapak, amin."
Sore harinya, kesehatan Soeharto semakin menurun.
Pada malam harinya, kondisi Soeharto belum juga membaik justru semakin menurun.
Ketika ditanya bagian mana yang sakit, Soeharto hanya menggelengkan kepala.
Ketika subuh menjelang, Tutut dan Mamiek dibangunkan dari tidurnya.
Baca: Link Live Streaming RCTI Timnas U-22 Indonesia vs Malaysia: Prediksi Susunan Pemain, Nonton Disini
Baca: TRIBUNWIKI: Keguguran Usai Sertijab, Ini Profil Arumi Baschin, Pesinetron, Istri Wagub Jatim
Saat sampai di ruang rawat, Soeharto sudah ditemani Sigit.
Wajahnya tampak damai tidak terlihat tanda kesakitan. Matanya tertutup rapat.
Tutut memutuskan memanggil semua keluarga. Sesampainya di ruang rawat, satu per satu anggota keuarga mencium tangan Soeharto.
Anak-anak Soeharto membisikkan kalimat istigfar dan tasbih di telinga ayahnya.
Sampai ketika Soeharto menghembuskan napas terkahirnya, wajahnya tidak tampat rasa sakit.