Alasan Ilham Arief Sirajuddin Bersyukur Dipenjara, Hanya 2 Bulan Depresi

Penulis: Hasan Basri
Editor: Edi Sumardi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan Wali Kota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin (polo shirt oranye) didampingi Kepala Lapas Klas I Makassar, Budi Sarwono saat memberikan keterangan kepada jurnalis, di Lapas Klas I Makassar, Jalan Sultan Alauddin, Gunungsari, Makassar, Sulsel, Senin (18/2/2019).

Saat sedang menerima tamu, Ilham disamperin Taufan Ansar Nur, terpidana kasus  koruspsi proyek kontruksi pembangunan Pasar Pabaaeng Baeng, Kota Makassar, yang juga sedang dijebloskan di Lapas Klas I Makassar.

Kepada para tetamu, Ilham Arief Sirajuddin sekaligus mantan Ketua DPD Partai Demokrat Sulsel dan Ketua DPD I Partai Golkar bercerita soal pengalamannya selama dipenjara.

"Paling berat saya rasakan, ketika 2 bulan pertama di (Rutan) Guntur. Di situ saya seperti depresi, biasa merenung soal kesalahan yang telah saya perbuat. Setelah itu sampai sekarang, saya sudah merasa biasa, enjoy," tutur Ilham Arief Sirajuddin yang mengenakan polo shirt merek Lacoste warna oranye, warna favoritnya yang menjadi identitas saat mencalonkan diri sebagai wali kota dan Gubernur Sulsel.

Sebelumnya, Ilham Arief Sirajudin mulai ditahan, Jumat, 10 Juli 2015 di Rumah Tahanan Pomdam Jaya Guntur Cabang KPK, Jakarta, usai menjalani pemeriksaan di gedung KPK.

Bersyukur Dipenjara

Suasana batin Ilham perlahan mulai berubah ketika kian hari semakin banyak membesuk dia di balik jeruji, memberi dukungan moral, hingga sudah terbiasa dengan suasana di Lapas dan Rutan.

Saat menerima pembesuk, siang tadi, Ilham Arief Sirajuddin tampak lebih santai.

Tak ada air mata terurai di pipinya, canda tawa lebih mendominasi.

Sambil menikmati hari-harinya di balik jeruji yang sudah berlangsung 3 tahun dan 7 bulan, Ilham Arief Sirajuddin mengaku sangat bersyukur bisa dipenjara.

"Itu bukti kalau Allah masih sayang sama saya, masih mau ditegur. Bagaimana kalau saya langsung diambil (temui ajal). Itu artinya masih ada kesempatan untuk perbaiki diri. Bagaimana misalnya kalau itu Sugali, malam ini pergi karaoke, besok sudah diambil (temui ajal)," tutur Ilham Arief Sirajuddin menceritakan sisi religiusnya di balik penjara seraya menujuk Susuman Halim.

Selama dipenjara, Ilham Arief Sirajuddin menghabiskan hari-harinya lewat mendalami ilmu agama.

Khatam Alquran disertai belajar tafsir dalam tempo 13 hingga 20 hari, namun belum mampu menghafal juz demi juz.

Setelah jam besuk, sehabis shalat fardhu dan sunnah, dia tadarrus.

Saat menerima pembesuk, siang tadi, Ilham Arief Sirajuddin membawa Alquran dari kamar yang disimpan dalam dalam shoulder bag merek Louis Vuitton (LV).

Saban Senin dan Kamis, dia puasa sunnah.

Halaman
123

Berita Terkini