TRIBUN MAROS.COM, TURIKALE - Ratusan warga Batangase, Kecamatan Mandai, bersama pengurus Komando Pejuang Merah Putih (KPMP) berdemo di depan kantor DPRD dan Pemkab Maros, Kamis (14/2/2019).
Wakil Ketua DPRD, Patarai Amir menerima pendemo di gedung utama kantornya. Massa dipimpin oleh Ketua RT 6 Komplek Haji Banca, Kelurahan Bontoa, Mandai, Hamka Nursal dan Ketua KPMP Maros, Colleng.
Baca: Disbudpar Maros Cari Investor untuk Bantimurung, Ini Alasannya
Baca: 7 Fakta Grevo Gerung, Adik Kandung Rocky Gerung yang Jarang Terekspos, ini Kehebatannya!
Patarai Amir mengatakan, tututan pendemo terkait keberadaan Grand Mal di Batangase, bisa diselesaikan.
Warga keberatan, karena sejak berdirinya Grand Mal empat tahun lalu, sawah dan pemukiman sekitar kerap terendam.
Sawah produktif di belakang Grand Mal, empat tahun terakhir sering gagal panen. Pemukiman juga kerap terendam. Hal itu disebabkan, tidak adanya pembuangan air yang disiapkan Grand Mal.
Baca: Pengusutan Kasus Dugaan Korupsi Lahan Kantor Pemerintah di Morowali Utara Tunggu Keterangan Ahli
"Masalah yang dialami warga bisa diselesaikan. Kita harus panggil semua SPKD terkait dan Grand Mal. Kita jadwalkan pertemuan untuk mencari solusi," kata Patarai.
DPRD segera menyurati Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Grand Mal, tokoh masyarakat untuk datang ke kantornya. Hanya saja, anggota dewan Dapil Mandai, tidak muncul untuk menerima massa.
"Kami kira masalah ini selesai. Karena sudah ada seminar Amdal. Anggota dewan dapil sana yang dipanggil saat pembahasan itu. Saya tidak ributi perkembangan amdal, karena saya bukan di dapil itu," katanya.
Baca: Kisah Pria Terancam 15 Ribu Tahun Penjara, Dituduh Perkosa Ratusan Anak, Gini Kisahnya
Patarai mengatakan, secara pribadi ia tidak pernah memantau keburukan drainase di belakang Grand Mal.
Patarai menjadwalkan segera melakukan pertemuan, untuk memi nta kejelasan Amdal. Patarai juga tidak yakin, jika Pemkab telah mengeluarkan Amdal.(*)
Laporan Wartawan TribunMaros.com, @anchakaumanshar