Terkait BPJS dan JKN, Daeng mengungkapkan perlu adanya pembenahan. Dalam hal ini dia memberikan dua usulan penting, yakni:
- Ada standar kompensasi atau reward yang layak dan bermartabat untuk dokter dan tenaga kesehatan lain.
- Revisi besaran kapitasi dan sistem Indonesian Case Base Groups (INA-CBGs) JKN sesuai dengan nilai perekonomian.
Prabowo menyinggung masalah gaji dokter saat menyampaikan pidato bertajuk "Indonesia Menang" di JCC Senayan, Jakarta, pada Senin malam (14/1/2019).
Dalam kesempatan itu Prabowo juga berjanji akan memperbaiki keadaan tersebut jika nantinya memenangi Pilpres 2019.
Prabowo meyakini, dengan menaikkan gaji dokter dan tenaga kesehatan, kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia akan menjadi lebih baik.
"Dokter-dokter kita harus dapat penghasilan layak," kata dia.
Tim Jokowi Rapat Tangkis Data Abal-abal Prabowo
Para menteri pembantu Presiden Jokowi hingga jajaran Sekretariat Presiden pada Selasa (15/1/2019) malam melakukan rapat di Komplek Istana Kepresidenan.
Rapat ini menanggapi data-data yang dilontarkan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto - Sandiaga Uno yang dikhawatirkan bisa membuat panik masyarakat.
"Ini pernyataan resmi yang bisa dipertanggung jawabkan dan atas nama pemerintah. Karena tidak mungkin kami melakukan perlawanan, kami hanya bisa memberikan data yang valid, akurasinya bisa dipertanggung jawabkan. Kami akan rapat mengomplitkan semua data-data yang semalam disampaikan Pak Prabowo," ujar Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin.
Ali Mochtar Ngabalin melanjutkan, beberapa waktu lalu ada Tersangka Ratna Sarumpaet dengan kasus hoaks.
Menurut Ali Mochtar Ngabalin, jangan sampai ada lagi kasus serupa. Terlebih Jokowi berkali-kali mengatakan pemerintah sedang mempersiapkan pelaksanaan pemilu secara serentak dengan damai dan penuh keceriaan.
"Siapa saja yang melakukan upaya delegitimasi terhadap KPU sebagai penyelenggara pemilu dan menjatuhkan wibawa pemerintah. Maka kami akan melakukan perlawanan itu," papar Ali Mochtar Ngabalin.
Ali Mochtar Ngabalin juga menyindir kecerdasan pidato Prabowo yang di luar kepala, bahkan bisa jadi di luar otak tanpa membaca teks.