Laporan Wartawan Tribunpalu.com, Abdul Humul Faaiz
TRIBUN-TIMUR.COM, PALU - Kementerian Perhubungan, Direktorat Perhubungan Laut, saat ini mengevakuasi KM Sabuk Nusantara 39 yang terdampar di daratan Desa Wani II, Kecamatan Tanantovea, Donggala, Sulawesi Tengah.
KM Sabuk Nusantara 39 ini terdampar hingga ke atas pelabuhan, akibat terseret oleh gelombang tsunami pada 28 September 2018 silam.
Upaya penyelamatan kapal motor yang dioperasikan oleh PT (Persero) Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) ini untuk mengembalikan fungsi kapal yang dibangun tahun 2014 ini.
Baca: Bohemian Rhapsody Raih 2 Penghargaan Golden Globe 2019, Ini Daftar Pemenangnya
Baca: Soal Peluang Kiper PSM Makassar Hilman Syah di Timnas Indonesia U-22! Indra Sjafri Bilang Begini?
Proyek penurunan kembali KM Sabuk Nusantara 39 ini dilakukan oleh teknisi PT Samudera Rezeki Teknindo (Smart) Balikpapan.
Tim teknisi ini akan memindahkan kapal berbobot 1200 GT itu dalam waktu dua hari ke depan kembali ke lautan.
Dalam pengerjaannya, PT Smart melibatkan sebanyak 16 personel dan melibatkan 8 orang warga lokal.
"Mungkin kalau tak ada kendala, besok atau hari Rabu (9/1/2019), kapal ini sudah kembali ke laut lagi," kata Project Manager Salvage, PT Samudra Rasaki Teknindo (Smart) Balikpapan, Ahmad Yani, saat ditemui di Wani, Senin (7/1/2019).
Meski tak ada kendala saat proses pengerjaannya, saat ini pihaknya masih menunggu perizinan dari Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) untuk pengerjaannya.
Kondisi Masih Baik
Sementara untuk perizinan pengoperasian kapal laut juga masih menunggu izin dari Direktur Lalu Lintas Laut (Dirlala) Direktorat Jendral Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.
"Tapi ini kan kita masih menunggu perkembangannya terlebih dahulu terutama soal perizinannya," katanya.
Baca: Kapal Sabuk Nusantara Rute Tangayya dan Kalmas Siap Beroperasi Januari 2019
Baca: Akibat Tsunami di Palu-Donggala, KM Sabuk Nusantara 39 Terhempas ke Atas Pelabuhan Pantoloan
"Meski begitu, tapi kita diberikan kelonggaran untuk melakukan pekerjaan, baik itu pengangkatan sebelum peluncuran kapal," tambahnya.
Ahmad Yani mengatakan, selama pemeriksaan, kapal dalam kondisi baik tanpa kerusakan apapun.
Kata Ahmad Yani, Selama kurang lebih lima hari ini tim tidak menemui kendala saat melakukan pengangkatan kapal dengan menggunakan kantong udara.
Untuk memindahkan kapal ke permukaan laut, Teknisi membutuhkan setidaknya lebih dari 14 buah kantong udara (air bag) yang terbuat dari karet.
Jadi sistemnya, kantong air ini disisipkan di bagian bawah kapal, lalu diisi udara untuk mengangkat kapal.
Kantong udara ini mempunyai daya gendong seberat 500-700 ton per kantongnya. "Saat ini sudah terpasang sebanyak 14 pasang dan masih akan ditambah lagi," katanya.
Ditarik Tug Boat
Setelah semua kantong udara terisi dan kapal terangkat, langkah berikutnya adalah mengelindingkan atau meluncurkan kapal ke arah laut.
Untuk memindahkan kapal kembali ke permukaan laut, perusahaan PT Samudra Rasaki Teknindo (Smart) Balikpapan yang berdiri pada 1995 tersebut membutuhkan sebuah eskavator dan sebuah kapal tunda (tugboat).
Baca: Gol Reva Adi Utama ke Gawang Mitra Kukar Jadi Gol Terfavorit Liga 1 2018, Kalahkan Gol Ini?
Baca: Ini 5 Fakta Sang Maestro PSM Makassar Wiljan Pluim, Rayakan Ulang Tahun Ke-30
"Untuk saat ini tak ada kesulitan yang berarti, karena selain menggunakan tenaga lokal, tim kami sendiri juga sudah lumayan berpengalaman untuk meluncurkan kapal," katanya.
Sebelumnya, Kapal Sabuk Nusantara 39 terseret gelombang tsunami hingga ke darat Desa Wani Donggala, pada 28 September 2018 silam.
Kapal saat terjadi tsunami sempat menabrak sebuah bangunan di pelabuhan.
Kapal milik PT Pelni ini merupakan salah satu transportasi perintis andalan masyarakat di Provinsi Kepulauan Riau yang dibuat pada tahun 2014.
"Yang terpenting kami selalu berhati-hati memindahkan kapal ini, karena keselamatan jauh lebih penting," katanya.
Baca: Jatah Bagasi di Lion Air Group hanya 7 Kg! Ini Daftar Biaya Kelebihan Muatan Tiap 5 Kg
Baca: TRIBUNWIKI: Profil Dosen Agama Fakultas Agama Islam Unismuh Abdul Aziz Muslimin
KM.Sabuk Nusantara 39 melayani rute Kijang - Tambelan - Pontianak - Serasan - Subi - Ranai - P.Laut - Sedanau - P.Tiga - Midai - Tarempa - Kuala Maras - Kijang.
Berdasarkan catatan laman Marine Traffic, KM Sabuk Nusantara 39 memiliki bobot mati (deadweight) 5.000 ton, dengan Gross Tonnage (GT) 1.202.
Berdimensi 62,8 meter x 12 meter x 2,8 meter, kapal ini diketahui dibuat pada tahun 2014. Usianya masih terhitung baru, 4 tahun. (*)
REGISTRASI
- IMO: 9712802
- MMSI: 525001106
- Flag: Indonesia [ID]
- Tipe: Passenger/Penumpang
- Dibangun: 2014
DIMENSI / UKURAN UTAMA
- Gross Tonnage: 1.202 ton
- Deadweight: 5.000 ton
- Panjang total: 62.8 m
- Lebar: 12 m
- Sarat air: 2.8 m
- Kecepatan (Max /Average): 8.1 / 7.6 knots
Subscribe untuk Lebih dekat dengan tribun-timur.com di Youtube:
Jangan lupa follow akun instagram tribun-timur.com