Isi Cuitan Dubes Arab Saudi yang Dipersoalkan GP Ansor Hingga Tuntut Minta Maaf

Editor: Edi Sumardi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Duta Besar Arab Saudi Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi saat memberikan keterangan pers di Mabes Polri, Jakarta, Senin (27/2/2017).

TRIBUN-TIMUR.COM - Cuitan Dubes Arab SaudiĀ untuk Indonesia Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi sedang dipersoalkan GP Ansor.

Gerakan Pemuda Ansor menuntut permintaan maaf atas isi Cuitan Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi yang menyebut organisasi itu sebagai "organisasi sesat".

Ketua Umum Pengurus Pusat GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas mengatakan juga akan mendesak Kementerian Luar Negeri untuk meminta pemerintah Arab Saudi menarik duta besarnya di Indonesia, jika sang dubes tak juga menunjukkan penyesalan atau permohonan maaf atas kicauannya di Twitter.

"Ini bukan hanya soal mengganggu hubungan diplomatik dua negara, tapi sudah sangat menyinggung marwah kami sebagai organisasi," ungkap pria yang akrab disapa Gus Yaqut itu kepada BBC News Indonesia, Selasa (4/12/2018).

Baca: Terungkap Tanggal Lindswell Kwok Menikah Hingga 4 Hal Terkait Asmaranya dengan Achmad Hulaefi

Dalam tweet yang dipermasalahkan GP Ansor, yang diposting akun @Os_alshuibi pada Minggu (2/12/2018), Dubes Arab Saudi Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi menuliskan dalam bahasa Arab bahwa Reuni 212, "merupakan reaksi keras terhadap dibakarnya bendera tauhid oleh seorang atau pihak organisasi sesat, menyimpang, kurang lebih sebulan yang lalu,".

Kicauan itu dilengkapi empat foto aksi Reuni 212 di Monas, Jakarta Minggu (2/12/2018) lalu.

Pernyataan itu diprotes GP Ansor, yang tersinggung dengan sebutan 'organisasi sesat'.

Kicauan admin akun GP Ansor. (TWITTER.COM/OFFICIAL_ANSOR)

Menurut Gus Yaqut, kasus pembakaran bendera sebulan lalu dilakukan oleh oknum Barisan Serbaguna, Banser, sayap organisasi GP Ansor.

Namun, bendera yang dibakar pada kegiatan acara Peringatan Hari Santri di Limbangan, Garut, Jawa Barat, 22 Oktober lalu, tersebut adalah bendera HTI (Hizbut Tahrir Indonesia), bendera dari organisasi yang telah dilarang pemerintah.

GP Ansor melayangkan surat kepada Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Senin (3/12/2018) kemarin.

Mereka meminta Kemenlu melakukan korespondensi diplomatik untuk meminta klarifikasi dan permohonan maaf dari Kedutaan Besar Arab Saudi.

"Kalau tidak juga ada permintaan maaf, Kerajaan Saudi Arabia harus segera tarik pulang dubesnya. Sebelum terjadi komplikasi yang lebih serius! #pulangkanosamahsuabi," tulis Gus Yaqut Cholil Qoumas dalam tweet-nya Senin (3/12/2018) malam.

PBNU minta Dubes Arab Saudi ditarik pulang

Sementara itu, pengurus organisasi Islam terbesar di Indonesia Nahdlatul Ulama (NU) juga memprotes keras isi cuitan Osama yang dinilai merusak suasana.

"Dia menyebutkan soal calon presiden Prabowo dan ini di dekat istana, artinya itu tekanan politik," ungkap Helmy Faishal Zaini, Sekretaris Jenderal PBNU, kepada BBC News Indonesia, Selasa (4/12/2018).

Halaman
123

Berita Terkini