TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pola ngopi sebagian warga Makassar berubah. Kini, kebiasaan ngopi di warung kopi (warkop) tidak lagi hanya dilakukan pada siang dan sore hari.
Sebagian warga Makassar kini justeru gandrung ngopi dini hari hingga pagi. Fenomena itu terlihat di Warkop Azzahra di Jl Bandang dan Warkop Kopites di Jl Bayangkara.
Warkop Azzahra dipadati pengunjung bersarung dan berpeci, Minggu (4/11/2018). Mereka datang ke warkop itu setelah melaksanakan Salat Subuh berjamaah di Masjid Raya Makassar dan Masjid Al Markaz Jenderal M Jusuf.
Ada juga yang justeru menunggu masuknya waktu Salat Subuh di warkop. Setelah salat berjamaah, mereka ke warkop lagi untuk sekadar bersilaturahmi dengan sahabat.
Peneliti Senior Litbang Kemenag Makassar, Dr A Kadir Ahmad, termasuk langganan “ngopi dini hari” di Azzahra.
“Ngopi dini hari dan pagi hari lebih banyak mendatangkan manfaat. Selain karena kita bisa melaksanakan Salat Subuh berjamaah, juga bisa lebih cepat mendapat informasi. Apalagi udara masih begitu segar, kota belum dicemari asap kendaraan,” kata mubalig tenar Makassar, Ustad Das’ad Latif.
Ustad Das’ad sudah gandrung “ngopi dini hari” sejak beberapa bulan terakhir. Apalagi setelah dia membentuk Komunitas Suling (Subuh Keliling).
“Saya bersama-sama sahabat-sahabat saya di Suling sudah terbiasa ngopi dini hari sampai pagi. Kita datang ke warkop sebelum macet, dan kembali sebelum macet. Aman, segar, nyaman, dan insya Allah lebih berkah,” kata Das’ad.
Bersama sahabat di Komunitas Suling, Ustad Das’ad melaksanakan Salat Subuh berjamaah bergantian dari masjid ke masjid.
Setelah salat, Ustad Das’ad kerap didaulat menyampaikan tausiah. Masjid yang ditempati Salat Subuh berjamaah biasanya ditentukan di malam hari.(*)