TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Muhammad Irwan Zulfikar kini berkantor di MPR/DPR RI Jakarta, menggantikan Indira Chunda Thita yang meninggalkan PAN dan berlabuh di Partai Nasdem.
Thita lolos ke DPR RI pada Pemilu Legislatif 2014 lalu melalui Dapil Sulsel I yang meliputi Makassar, Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, dan Selayar.
Berpengalaman sebagai tenaga ahli DPR RI selama 20 tahun, Irwan mengaku tahu apa yang terbaik untuk masyarakat Sulsel.
“Saya bukan baru kali ini berkantor di DPR/MPR RI. Saya sudah sekitar 20 tahun menjadi tenaga ahli DPR/MPRI di Senayan, jadi tahu apa yang harus saya lakukan untuk masyarakat Sulsel,” ujarnya, Senin (22/10/2018).
Menurutnya, masyarakat Sulsel sangat membutuhkan infrastruktur seperti jalan yang lebar untuk mendukung kegiatan mereka.
Irwan mengaku prihatin sempitnya jalan poros Kota Makassar-Kabupaten Bulukumba.
Jika jalan ini lebar, kegiatan perekonomian masyarakat lancar, sehingga arus masuk dan keluar hasil pertanian dan perikanan warga di wilayah selatan Sulsel tiba dengan cepat di Makassar.
“Saya akan berjuang di Senayan untuk melebarkan jalan poros Makassar-Bulukumba. Volume kendaraan yang terus meningkat tidak lagi sesuai kondisi jalan yang makin lama terasa makin sempit,” katanya, sesuai rilis yang diterima Tribun Timur.
Sebagai putra Jeneponto, ia mengaku prihatin melihat kondisi perekonomian masyarakat Jeneponto. Padahal, Jeneponto menyimpan banyak potensi seperti pariwisata, pertanian, dan kelautan.
Selama ini, masyarakat hanya mengenal Jeneponto sebagai penghasil garam karena hanya melihat sekilas saat melintas di jalan poros Jeneponto.
Ia menambahkan, kehadiran Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Tolo I Jeneponto, membuktikan Jeneponto layak menjadi tempat berinvestasi.
PLTB ini akan menghasilkan listrik berkapasitas 72 MW, sehingga investor dapat membangun pabrik di Jeneponto tanpa ragu memikirkan pasokan listrik.
Menurutnya, pengusaha akan mencari daerah penyangga untuk membangun pabrik ataupun investasi lainnya.
Sebab Makassar sudah sesak dan tak menguntungkan lagi untuk berinvestasi, karena harga tanah mahal.
“Karenanya kami akan mengajak investor untuk berinvestasi di Jeneponto, selain ketersediaan listrik harga tanah di Jeneponto juga masih terjangkau,” jelasnya.
Menurutnya, hubungan baiknya dengan Bupati Jeneponto, Ikhsan Iskandar, menjadi nilai tambah untuk menjembatani investor dan pemerintah. (*)