Gempa dan Tsunami di Palu Donggola

Kisah Pelajar Asal Sigi Ikut Kontes Mekanik AHM, Baru Pulang Latihan Saat Gempa

Penulis: Edi Hermawan
Editor: Suryana Anas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pelajar SMKS PGRI 1 Marawola, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng), Dewa Darma (kanan) juga ikut memeriahkan event Astra Honda Skill Contest (AHSC) yang digelar di SMK MM2100 Cikarang, Bekasi, 16-17 Oktober 2018.

Laporan Wartawan TribunBantaeng.com, Edi Hermawan

TRIBUNBANTAENG.COM, BANTAENG - Pelajar SMKS PGRI 1 Marawola, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng), Dewa Darma juga ikut memeriahkan event Astra Honda Skill Contest (AHSC) yang digelar di SMK MM2100 Cikarang, Bekasi, 16-17 Oktober 2018.

Padahal dia adalah satu dari ribuan orang yang baru saja merasakan langsung musibah bencana alam gempa dan tsunami yang mengguncang daerahnya.

Dewa bercerita bahwa saat kejadian yang banyak menelan korban jiwa itu, dia baru saja pulang latihan untuk persiapan ikut event AHSC yang digelar oleh PT Astra Honda Motor (AHM).

"Saat gempa itu saya baru saja habis latihan untuk persiapan ikut AHSC ini. Saat itu saya sedang didepan tv," ujarnya kepada Tribun Timur, Kamis (18/10/2018).

Rumahnya beserta sekolahnya terguncang oleh gempa berkekuatan 7,7 Skala Richter (SR). Membuatnya rusak parah sehingga tidak bisa digunakan lagi.

Semenjak gempa, dia menghabiskan waktunya untuk berada pada posko-posko pengungsian. Tak ada lagi latihan dengan kondisi kota yang lumpuh.

Bahkan dia sempat mengungsi ke rumah sanak keluarga di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan selama tiga hari.

"Setelah musibah itu, tidak ada lagi latihan dan belajar untuk persiapan kontes ini. Sekolah kami hancur dan alat-alat bengkel semua rusak," tambahnya.

Anak ke-11 dari 12 orang bersaudara itupun hampir putus asa dan tidak ikut kontes AHSC. Semangatnya hilang padahal dia adalah jawara saat kontes regional pada daerahnya.

Dia baru ikut setelah dibujuk oleh guru pembimbingnya, Harsono Niode yang juga ikut meyakinkan kedua orangtuanya.

Harsono bahkan bercerita bagaimana orangtuanya dari siswanya itu begitu berat melepas anaknya yang masih dalam kondisi trauma pasca gempa.

"Orang tuanya masih begitu berat hati melepas anaknya. Tapi saya terus yakinkan, saya tanggung jawab kalau ada apa-apa," ujarnya saat bercerita.

Dia berharap anak didiknya itu bisa memanfaatkan kesempatan tersebut, sebab merupakan event yang berkelas untuk mengadu skil dan kemampuan.

Meskipun tetap menyadari bahwa latihan terputus setelah gempa mengguncang daerah tempat tinggalnya, tetapi tetap memberi motivasi kepada Dewa Darma untuk memberi hasil maksimal.

Halaman
12

Berita Terkini