TANGERANG SELATAN, TRIBUN-TIMUR.COM - Sosok pemeran Bajuri dalam sitkom Bajaj Bajuri, Mat Solar (55) kini tak ceria seperti dulu, seperti ketika ia kerap tampil di layar kaca.
Banyolan-banyolan segar yang kental dengan logat betawinya yang kerap membuat masyarakat terpingkal-pingkal, berbanding terbalik dengan kondisinya saat ini.
Pria dengan nama asli Nasrullah itu, kini terbaring lemah di rumahnya di Gang Saidin, Jalan Pajajaran, RT 6 RW 3, Bambu Apus Timur, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten.
Mengenakan kaos putih dan celana pendek hitam, tubuhnya rebah di kasur coklat dekat ruang tamu, ditemani bantal dan guling yang disikapnya.
Paling tidak itulah kondisi terakhir Mat Solar, saat TribunJakarta.com berkesempatan menemuinya pada Selasa (18/9/2018).
Ia sedang beristirahat sehabis dari Rumah sakit Pondok Indah, tempatnya berobat.
Berdasarkan keterangan sang istri, Ida Nurlaila, Mat Solar awalnya mengidap stroke ringan sejak 2015.
Namun semenjak akhir Juli 2018 lalu, stroke yang dialami semakin parah, dan membuat lemah sekujur badannya.
Ida menceritakan gejala mulai terlihat sejak aktor kocak itu kakinya lemas tak dapat digerakkan selepas menonton pertandingan Piala Dunia 2018.
"Lagi nonton TV, bola piala dunia, terus pas malam mau tidur. Kalau mau tidur kan biasa saya tuntun, pas berdiri enggak bisa jalan. Saya tuntun juga berat. Biasanya enteng, ini berat. Tiba-tiba saja kena stroke. Kita terus bawa ke UGD Rumah Sakit (RS) Pondok Indah," ujar Ida.
Namun tiba-tiba kondisinya normal saat di RS.
Mat Solar pun diopname selama satu hari untuk pengecekan lebih lanjut.
Keesokan harinya saat hendak pulang ke rumah, stroke itu kembali kambuh dan sampai sekarang ini.
Ida mengatakan keseharian Mat Solar hanya beristirahat dan menjalani pengobatan serta beberapa terapi di rumah maupun di RS.
Kenapa Bernama Mat Solar?
Mat Solar lahir di Pejompongan, Jakarta, Indonesia, 4 Desember 1962.
Nama Mat Solar didapatkan oleh anak kelima dari sembilan bersaudara dari pasangan H Muh Ali Sidik (alm) dan Hj Rosani ini ketika memerankan tokoh Mat Solar, pemeran utama dalam Teater Mama yang kerap mengisi acara di TVRI pada tahun 1978-1982.
Dari teater komedi Betawi tersebut, Mat Solar mengawali kariernya sejak duduk di bangku kelas II SMP.
Awalnya pada tahun 1976 Teater Mama hanya menjadi ajang berkumpulnya remaja yang akan manggung jika diundang acara tujuh belasan di kampung atau di sekolah-sekolah.
Namun, kemudian teater ini menjadi salah satu teater paling 'nakal' karena berani mengkritik pemerintah Orde Baru yang berkuasa saat itu.
Setelah berhenti beberapa tahun dari TVRI, Teater Mama coba kembali dihidupkan pada tahun 1990.
Sayang karena kurangnya sambutan, program ini dihentikan.
Setelah itu nama Mat Solar seakan lenyap.
Meski demikian tak sepenuhnya vakum, karena selain aktif berpolitik di parpol, Nasrullah juga bermain sebagai pemeran pendukung di beberapa sinetron, antara lain Senggal-Senggol (1996) di RCTI, Sorga Di Bawah Telapak Kaki Ibu (SCTV), Raja Sawer (Anteve), dan Luv (RCTI).
Tak hanya itu, dia juga pernah berpartisipasi di Radio Suara Kejayaan (1986) dan menjadi manajer produksi di Bens Radio (1990).
Nama Mat Solar kembali terangkat, seiring melejitnya sinetron Bajaj Bajuri.
Ide sinetron tersebut muncul dari Hardi, Syarifuddin Jaluski, dan Mat Solar yang sepakat membuat sinetron yang mengangkat tentang bajaj.
Sebelum menjadi Bajaj Bajuri, judul sinteron tersebut adalah Bajaj Bang Mamat.
Bajuri adalah nama tokoh yang diperankan Mat Solardalam film pertamanya Mendung Tak Selamanya Kelabu (1982).
Mat Solar yang pernah kuliah di Jurusan Sosiologi, FISIP UI selama 10 semester ini menikah dengan Ida Nurlela dan dikaruniai tiga orang anak, Idham Aulia, Mikhail Ali Sidqi, dan Haidar Rasyad.(*)