Pemilu 2019

Begini Peta Pertarungan Dapil I Sulsel, Pendatang Baru Potensi Kalahkan Petahana

Penulis: Muh. Hasim Arfah
Editor: Mahyuddin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pilcaleg

Laporan Wartawan Tribun Timur, Hasim Arfah

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pertarungan untuk menduduki 85 kursi di Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) Sulsel akan menyajikan pertarungan sengit di 11 daerah pemilihan pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019.

Para mantan calon bupati, putra kepala daerah, tokoh masyarakat pun ikut bertarung untuk menggeser kursi petahana.

Dari catatan Tribun-Timur.com, perebutan kursi legislator untuk kursi DPRD Sulsel sangat sengit setiap 5 tahun.

Itu terlihat dari Pileg 2014 lalu, petahana yang duduk hanya 28 orang. Sementara itu, sebanyak 57 legislator baru menggeser petahana.

Hal serupa pun diprediksi akan terjadi pada Pileg 2019.

Baca: 14 Incumbent Tidak Dapat Nomor Urut 1 di Pileg Kota Makassar 2019

Semua partai politik memunculkan penantang di setiap dapil.

Dapil I Sulsel tidak hanya memunculkan petahanan pemuda dan dari tokoh masyarakat.

Dapil ini menyajikan pertarungan putra dan putri mahkota dari jajaran elite untuk merebut 9 kursi.

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menurunkan Ketua PKB Makassar sekaligus mantan wakil bupati Soppeng, Aris Muhammadiah.

Tak hanya itu, dia akan didampingi oleh pamong senior sekaligus mantan Kadis Pendidikan Kota Makassar Ismunandar dan menantu dari Mochtar Noer Jaya, ketua Yayasan Wakaf UMI Fauzi Andi Wawo.

Pemilu 2014 lalu, PKB tak mampu mendudukkan kadernya di Dapil yang meliputi Kecamatan Tamalate, Mariso, Mamajang, Ujung Pandang, Makassar, Rappocini, Tallo, Ujung Tanah, Wajo, Bontoala, dan Kepulauan Sangkarrang.

Partai yang didirikan Nahdlatul Ulama (NU) ini hanya meraih suara 11.458 pada Pemilu 2014 lalu.

Suara tertinggi kala itu diraih oleh Andi Mujaddidah Alwi dengan perolehan 1.894 suara.

Dari 9 Caleg tak petahana yang ikut bertarung. Suara PKB 2014 lalu sebanyak 11.458 suara.

Baca: Seluruh Incumbent Nasdem Sulsel Nomor Urut Satu di Pileg 2019

Selanjutnya, Gerindra masih akan menurunkan Edward Wijaya Horas.

Pada Pileg lalu, salah satu pewaris restoran Bambuden Grup ini akan meraih 12.536 suara.

 Ia akan ikut bertarung bersama mantan legislator PAN, Doddy Amiruddin. Doddy adalah putra kandung dari mantan gubernur Sulsel, Prof Amiruddin.

Selain itu ada juga mantan wakil ketua DPRD Sulsel, Andre Arief Bulu.

Tahun 2014 lalu, Andre mencoba naik kelas, namun langkahnya kandas setelah hanya meraih suara 18.228.

Andre mendapatkan suara di Kota Makassar sebanyak 7.976.

Ada juga nama pengusaha di Pasar Sentral, Andi Parenrengi. Tahun 2014 lalu, Parenrengi meraih 6.459 suara. Suara Gerindra 2014 lalu sebanyak 49.005.

 PDIP masih menurunkan Sekretaris PDIP Sulsel Rudi Pieter Goni di dapil I Sulsel.

Pileg 2014 lalu, Rudi mendapatkan 15.117 suara.

Tak ada nama populer yang akan mendampinginya. Pileg 2014 lalu, delapan Caleg PDIP hanya mampu mengumpulkan 8.193 suara.

Peraih suara kedua, Anshar Dg Siadjang hanya meraih 2.371 suara atau hanya seperenam suara Rudi.

Baca: Tiga Caleg Perempuan Ini Lawan Petahana di Dapil Neraka Makassar

Tahun 2019 ini, tak ada nama lama yang ikut bertarung di dapil I selain Rudi. Suara PDIP 2014 lalu sebanyak 31.237.

Selepas Nurdin Halid mengambil alih kemudi Golkar, komposisi Caleg pun mengalami banyak perubahan.

Selain Kadir Halid, saudara lelakinya, Golkar juga menurunkan nama baru di dapil I Sulsel.

Pileg lalu, Kadir tak bisa bersaing dengan Adnan IYL. Ia hanya meraih kursi kedua dengan 9.458 suara.

Kadir baru bisa duduk kembali setelah Adnan mundur kemudian maju dan terpilih sebagai bupati Gowa 2015 lalu.

Mereka yakni Debbie Purnama. Ia adalah istri dari Bendahara Golkar Sulsel, Rusdin Abdullah.

Ini kali pertama ibu muda ini ikut dalam pertarungan kursi legislator.

Selain itu, ada nama Chaerul Tallu Rahim, Irwan Muin, Sherly Farouk dan Ady Franky Baramuli.

Sherly adalah ketua Ikatan Istri Partai Golkar (IIPG) Kota Makassar.

Ia juga adalah istri dari Ketua DPRD Kota Makassar, Farouk M Betta.

Baca: Berikut Caleg Perempuan di Dapil II Sulsel untuk DPR RI, Siapa Pilihan Anda?

Selain Kadir, incumbent yang ikut bertarung yakni Gunadil Saleh.

Tahun 2014 lalu ia meraih suara 3.135. Suara Golkar 2014 lalu, 52.592 suara.

Partai Nasdem tak main-main dalam menurunkan komposisi balacegnya, partai ini menurunkan Rahmatika Dewi.

Pemilu lalu, ia mendapatkan suara 25.314. Suaranya adalah suara tertinggi di Kota Makassar kala Ilham Arief Sirajuddin menjadi wali kota Makassar.

Selain itu, Nasdem juga menurunkan Saad Iranda dengan suara 3.426 suara pada Pileg 2014 lalu. Ia adalah pengganti Cicu di DPRD Sulsel.

Tak hanya Cicu, sapaan Rahmatika, Nasdem juga menurunkan pendatang baru di dunia politik yakni Riska Mulfianti Luthfi, Andre Prasetyo Tanta, Rini Hersini, dan Bob Wahyudin.

Namun, mereka bukan pendatang baru biasa. Ada nama besar di belakanganya.

Riska adalah istri dari Sekretaris Bapenda Sulsel Rendindo SYL dan anak dari Lutfhi Halide, mantan kadis Pertanian Sulsel.

Andre adalah putra dari Willianto Tanta, pemilik kelompok usaha Passokorang Group.

Sedangkan Bob adalah pakar anak di Kota Makassar.

Selain itu, ada juga nama Arham Basmin. Mantan politisi Golkar ini adalah putra dari Bupati Luwu Terpilih, Basmin Mattayang.

Nasdem mendapatkan suara 50.894 suara pada Pileg 2014 lalu.

Baca: Ini Sosok Musda Mulia, Sempat Bikin Geger karena Bikin Caleg Nasdem Digugurkan

PKS menurunkan petahana, Sri Rahmi. Pileg 2014 lalu, Sri Rahmi mendapatkan suara 10.827. PKS mendapatkan 23.758 suara atau seperdua suara Sri Rahmi.

Tahun 2019, tak ada nama lama yang ikut bertarung mendampingi Sri Rahmi.

Partai Perindo menurunkan mantan calon wali kota Makassar, Muhyina Muin. Ia adalah pewaris harta dari Najmiah, tuan tanah dari Kota Makassar.

 Pada Pilwali Makassar 2013 lalu, Muhyina meraih suara 93.868 suara.

Namun, kala itu dia berpasangan dengan tokoh Muhammadiyah Sulsel, Syaiful Saleh.

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menurunkan incumbent yakni Abdul Wahid Ismail.

Ia meraih suara 5.663 pada Pileg 2014 lalu.

Selain Wahid, tak ada nama lama yang ikut bertarung dalam dunia politik.

Nama baru yakni Imam Fauzan. Ia adalah Wakil Ketua PPP Sulsel sekaligus putra sulung dari Wakil Ketua Umum DPP PPP, Amir Uskara.

Selain ada nama, Ketua KNPI Sulsel Imran Eka Saputra dan Pengurus Pesantren Annahdla Rizal Syarifuddin. Suara PPP 2014 lalu yakni 19.047

PAN juga menurunkan banyak wajah baru setelah Ashabul Kahfi tak ikut bertarung di level provinsi.

Caleg PAN yang ikut bertarung kembali yakni Marsuni Dahlan. Pada Pileg 2014 lalu, Marsuni meraih suara 1.045.

Di antara nama baru di dapil I yakni: Nurkanita Maruddani, Jamaluddin Laba, dan Fadjar Barlian.

Kanita pernah maju pada Pileg 2014 lalu di dapil II Sulsel. Ia hanya meraih 5.671 suara di bawah Yusran Paris.

Nurkanita adalah putri sulung Ashabul Kahfi. Ayahnya pada Pileg 2014 lalu meraih, 21.106.

Sedangkan, suara partai kala itu adalah 31.646.

Partai Hanura masih mengandalkan Imbar Ismail di Dapil I Kota Makassar. Pileg 2014 lalu, Imbar meraih 8.382 suara.

Kader Hanura yang masih ikut yakni Nurbaya Hanapi. Nurbaya meraih 790 suara pada Pileg 2014 lalu.

Tak ada nama populer yang akan mendampingi Imbar Ismail.

Suara hanura pada 2014 lalu yakni sebanyak 23.003.

Baca: Dollah Mando Dikabarkan Hengkang ke Gerindra, Begini Reaksi Elite Golkar Sidrap

Partai Demokrat juga menurunkan petarung lama yakni Januar Jaury Darwis dan Aerin Nizar. Mereka adalah para mantan legislator DPRD Sulsel.

Pemilu 2014 lalu, Januar dikalahkan oleh penantang baru yakni Almarhum Endre Cecep Lantra.

Suara Januar sebanyak 8.681 pada Pileg 2014 lalu. Sedangkan, suara Aerin sebanyak 7.991 di dapil II Sulsel.

Beberapa wajah lama yang ikut bertarung yakni Andi Erwin.

Ia meraih suara 3.072 pada Pileg 2014 lalu. Pada Pileg 2014 lalu, Demokrat meraih suara 45.773.

Sementara itu, ketua PSI Sulsel Fadhli Noor pernah maju melalui Partai Hanura pada Pileg 2014 lalu. Ia meraih suara 619 suara.

 Partai Garuda, Berkarya, PSI, PKPI dan PBB menurunkan semua nama baru untuk bertarung di dapil I Sulsel. (*)

Berita Terkini