Beberapa keputusan yang diambil keliru karena dia tidak punya darah politik.
Dan itu betul-betul tulisan yang menyentuh hati saya dan menunjukkan kelemahan saya. Bahwa saya murni akademisi, pendidik, penulis," ujarnya.
Ucapan UAS itu ada di Menit ke-16.
Berikut videonya;
Meski dirinya yakin atas keputusan yang kini telah diambil, Ustaz Abdul Somad menyatakan bahwa ia tidak mengecam teman-temannya sesama pendakwah untuk terjun ke dunia politik.
Karena baginya, setiap manusia punya jalannya masing-masing untuk berjuang.
"Tapi saya tidak mengecam teman-teman saya yang bertarung di politik. Silahkan!
Bagi yang politik, jangan katakan apa nih dari masjid ke masjid, nggak kelihatan buktinya
Bagi yang di masjid , jangan pula katakan masa ceramah di parlemen, kalau mau ya turun ke mari," ungkap Ustaz Abdul Somad semangat.
Melihat banyaknya harapan masyarakat terhadap dirinya, Ustaz Abdul Somad (UAS) pun mengatakan bahwa terlalu berharap padanya malah akan menimbulkan kekecewaan.
"Puncak kekecewaan adalah terlalu berharap, jadi kalau orang terlalu berharap kepada saya nanti akan akan kecewa dan berakhir marah, maka harapan tertinggi adalah harapan kepada Allah SWT, berharap kepada harta akan binasa, berharap kepada manusia akan kecewa," ujarnya saat ditanya jurnalis TV One, Balqis Manisang, dilansir dari akun YouTube Talkshow tvOne, Selasa (7/8/2018).
Balqis Manisang kemudian menanyakan soal namanya yang masih santer disebut jelang pendaftaran capres dan cawapres 2019.
Lagi-lagi, Ustaz Abdul Somad (UAS) mengatakan kalau sejak awal mengetahui dirinya direkomendasikan oleh Ijtima Ulama, ia lebih mendukung Salim Segaf Al-Jufri.
"Beliau S1, S2, S3 di madinah, pernah menjadi dubes, ilmunya semuanya, kematangan emosionalnya, guru kita semua, mengajar, politik, jadi saya kira itulah saya berikan kepada guru kita tersebut," jelasnya.
Setelah itu, Ustaz Abdul Somad (UAS) juga menegaskan, bahwa ia tidak pernah memberikan dukungan secara langsung pada satu golongan.