Ketika Gubernur Irwandi Yusuf Ditangkap KPK Jelang Setahun Menjabat, Sang 'Kapten' Kecelakaan

Editor: Edi Sumardi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf

Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Subur Dani

BANDA ACEH, TRIBUN-TIMURCOM - Publik di Aceh sempat tercengang, kabar yang belum tentu benar itu berseliweran.

Semua bertanya-tanya, apakah benar sang Kapten 'kecelakaan'?

Panggilan Lapten merujuk pada judul buku 'Kapten Teungku Agam' yang berkisah tentang sosok Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf.

Selasa (3/7/2018) malam, sebuah pesan berantai tersebar luas, semuanya was-was terkait informasi yang belum jelas.

Dikabarkan dalam pesan berantai, sang Kapten yang lihai menerbangkan pesawat itu ditangkap petugas lembaga antirasuah.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjaring Irwandi dalam operasi tangkap tangan atau OTT.

Tak hanya Irwandi, KPK juga menciduk Bupati Bener Meriah, Ahmadi di wilayah kekuasaannya pada saat bersamaan.

Tentu, kabar ini cukup menggemparkan.

Tak ada yang menyangka sebelumnya.

Dan, ini kali pertama KPK melakukan OTT di Aceh.

Informasi tersebut sempat simpang siur, sebagian tak percaya malah menyebut itu informasi ngawur.

Jika pun Irwandi dibawa ke kantor KPK, orang-orang masih berharap hanya untuk dimintai keterangan, tidak lebih dari itu.

Pukul 22.00 WIB, media massa daring mulai menayangkan berita terkait kabar tertangkapnya orang nomor satu di Aceh itu.

Serambinews.com juga ikut memantau, melihat kondisi di Pendopo Gubernur Aceh.

Di sana, menurut keterangan sejumlah orang, Irwandi telah keluar dari pendopo dengan beberapa orang.

Tak ada yang tahu, ke mana Irwandi pergi.

Pukul 22.20 WIB, Serambinews.com tiba di Mapolda Aceh.

Di lobi gedung Dit Reskrimsus Polda Aceh, beberapa polisi berpakaian bebas menjaga-jaga, tapi semuanya bungkam, mereka tak mau memberi keterangan.

Keberadaan Irwandi tak diketahui, semuanya masih saling prediksi, ada yang menyebutkan masih di pendopo ada juga yang mengatakan sudah diboyong ke kantor polisi.

Namun, kepastian Irwandi sedang berada di Polda Aceh dapat dipastikan, saat awak media berhasil merekam Irwandi dari celah jendela salah satu ruang Dit Reskrimsus Polda Aceh.

Irwandi terlihat duduk bersila angkat, berbicara dengan seseorang yang duduk di berhadapan.

Tidak diketahui, apakah Irwandi diperiksa atau hanya dimintai keterangan.

Yang jelas, dia berada di Mapolda Aceh pada jam yang tak tepat bagi seorang gubernur.

Jika pun pejabat pemerintah nomor wahid di Aceh itu ke Mapolda Aceh, mestinya diterima oleh Kapolda Aceh, tapi ini tidak.

Kabar Irwandi terjaring operasi tangkap tangan akhirnya menguat setelah awak media berhasil merekam gambarnya sedang berada di Polda Aceh.

Serambinews.com juga ikut memantau, melihat kondisi di Pendopo Gubernur Aceh.

Di sana, menurut keterangan sejumlah orang, Irwandi telah keluar dari pendopo dengan beberapa orang. Tak ada yang tahu, ke mana Irwandi pergi.

Pukul 22.20 WIB, Serambinews.com tiba di Mapolda Aceh.

Di lobi gedung Dit Reskrimsus Polda Aceh, beberapa polisi berpakaian bebas menjaga-jaga, tapi semuanya bungkam, mereka tak mau memberi keterangan.

Keberadaan Irwandi tak diketahui, semuanya masih saling prediksi, ada yang menyebutkan masih di pendopo ada juga yang mengatakan sudah diboyong ke kantor polisi.

Namun, kepastian Irwandi sedang berada di Polda Aceh dapat dipastikan, saat awak media berhasil merekam Irwandi dari celah jendela salah satu ruang Dit Reskrimsus Polda Aceh.

Irwandi terlihat duduk bersila angkat, berbicara dengan seseorang yang duduk berhadapan.

Tidak diketahui, apakah Irwandi diperiksa atau hanya dimintai keterangan.

Yang jelas, dia berada di Mapolda Aceh pada jam yang tak tepat bagi seorang gubernur.

Jika pun pejabat pemerintah nomor wahid di Aceh itu ke Mapolda, mestinya diterima oleh Kapolda Aceh, tapi ini tidak.

Kabar Irwandi terjaring operasi tangkap tangan akhirnya menguat setelah awak media berhasil merekam gambarnya sedang berada di Mapolda Aceh.

Namun, hingga menjelang subuh tidak ada satu pun pihak berwenang yang berhasil dimintai keterangan.

Selama kurang lebih 7 jam Serambinews.com memantau, orang-orang dekat Irwandi berdatangan, termasuk istrinya, Darwati A Gani dan anak sulungnya Teguh Metuah.

Hingga pagi sekira pukul 08.00 WIB, belum ada tanda-tanda Irwandi dikeluarkan dari Mapolda Aceh.

Semuanya tetap menunggu apakah Irwandi diberangkatkan ke Jakarta atau tidak oleh petugas KPK.

Hingga akhirnya, sekira pukul 09.00 WIB Irwandi dikeluarkan dan dibawa ke Bandara SIM Blangbintang, Aceh Besar.

Irwandi dibawa dengan kendaraan baracuda milik korps Brimob, dan dikawal ketat polisi berseragan lengkap.

Irwandi diterbangkan ke Jakarta dengan menggunakan pesawat milik maskapai Garuda Indonesia bernomor penerbangan GA 141 melalui Bandara Sultan Iskandar Muda, sekira pukul 10.00 WIB.

Meski sudah dibawa ke Jakarta, namun belum ada yang tahu apakah Irwandi benar terlibat kasus suap atau korupsi?

Publik di Aceh berharap, Gubernur Irwandi tidak tersandung kasus apapun.

Kabar tertangkapnya Irwandi tadi malam tentu menjadi kabar yang menggemparkan.

Penangkapan itu juga menjadi 'kejutan' publik di Aceh menjelang satu tahun masa kerjanya.

Ya, Irwandi Yusuf dan Nova Iriansyah sebagaimana diketahui, dilantik oleh Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh pada 5 Juli 2017 di Gedung DPRA.

Jika melihat tanggal pelantikan, 5 Juli 2018 (besok) adalah satu tahun tepat masa kerja Irwandi Yusuf dan Nova Iriansyah.

Kabar penangkapan Irwandi ini seolah menjadi 'kejutan' bagi publik di Aceh menjelang satu tahun Irwandi menjadi 'Kapten' Pemerintah Provinsi Aceh.(*)

Berita Terkini