TRIBUN-TIMUR.COM - Kelembapan area kewanitaan perlu dijaga agar pH-nya tak terganggu dan pada akhirnya bisa memicu terjadinya infeksi.
Salah satu yang bisa dilakukan adalah mencukur rambut kemaluan.
Namun, perkara boleh atau tidaknya rambut pubis dihilangkan kerap menjadi perdebatan.
Baca: Keok di Tangan Real Madrid, Rekor Bayern Muenchen Tanpa Kalah di Kandang Terputus
Baca: TERPOPULER: Panas! Foto Cewek Disebut Selingkuhan Al Ghazali, Raffi-Nagita Ribut, 19 Pemain PSM
Bagaimana jawaban sebenarnya?
Dr. Mery Sulastri, Educator & Trainer Mundipharma Indonesia mengatakan hal itu direkomendasikan.
Apalagi jika seseorang memiliki rambut pubis yang sangat lebat dan bisa meningkatkan risiko infeksi di area kewanitaan.
Baca: Mengejutkan! Wanita Ini Buat Roy Kiyoshi Nangis & Bersimpuh di Acara Karma. Identitasnya Bikin Kaget
Baca: Jadwal Lengkap Pekan 6 Gojek Liga 1 Berikut Klasemen Sementara, 2 Tim Belum Terkalahkan!
"Prinsip dasarnya jangan menambah kelembapan area kewanitaan. Dengan menambah kelembapan, otomatis suasana (pH)nya akan berubah," kata dr. Mery seusai peluncuran Betadine Feminine Wash & Wipes di Ritz Carlton Pacific Place, Selasa (24/4/2018).
Mencabut habis rambut pubis atau yang lebih dikenal dengan waxing juga banyak dilakukan para wanita.
Baca: Hadapi Sriwijaya FC, PSM Boyong 19 Pemain Ini
Baca: Bukan Nagita Slavina & Raffi Ahmad, Inilah Pemilik Kerajaan Bisnis Terbesar di Kalangan Artis
Dr. Mery mengatakan, tak ada hal khusus yang membuat waxing maupun cukur sebagian menjadi lebih baik.