Laporan Wartawan Tribun Timur, Ansar Lempe
TRIBUN TIMUR.COM, MAROS - Perhatian pemerintah terhadap program wajib pendidikan terhadap anak, dinilai masih sangat minim, khususnya di daerah pedalaman Tompobulu, Maros, Selasa (24/4/2018).
Murid yang ada di pedalaman Tompobulu, Dusun Gattareng, Desa Bonto Matinggi, belum pernah merasakan fasilitas pendidikan yang memadai.
Ruang kelas SDN Inpres 130 Gantarang disekat-sekat menjadi dua.
Dalam satu ruangan, ada dua kelas yang menempatinya belajar.
Jika kedua kelas tersebut masuk belajar, suasana pembelajaran akan terganggu.
Siswa kelas III mendengarkan materi yang diterima kelas IV. Begitu juga dengan sebaliknya.
Baca: Ini Sanksinya Jika Petepete Parkir di Depan Pasar Sentral Maros
Pasalnya, kedua ruang kelas tersebut, hanya dibatasi oleh triplek. Meski merasa tidak nyaman, namun murid terpaksa belajar. Tidak ada lagi ruangan yang tersedia untuk digunakan belajar.
Seorang murid kelas IV, Umar Bakri (9) mengatakan, kondisi sekolahnya sudah lama memperihatinkan.
Setiap hari, dia harus belajar bersama murid kelas III dalam satu ruangan yang sudah disekat.
"Iye, setiap hari kami selalu belajar seperti ini. Tidak ada pilihan lain. Jadi kalau kami belajar, suara anak kelas III juga terdengar. Makanya, kami jarang konsentrasi," katanya.
Setelah pulang sekolah, para murid tersebut terpaksa menyeberang sungai untuk pulang ke rumahnya di Dusun Damma.
Pasalnya, jembatan gantung yang dibagun sejak 2015 lalu, tak kunjung rampung hingga sekarang.
Baca: Pertama di Sulsel, Lapas Maros Bentuk Organisasi Pecinta Alam
Kepala Sekolah, Subaeda Sawi mengatakan, murid kelas IV sebanyak 31 orang, sementara kelas III sebanyak 28 orang. Padahal idelanya, dalam satu ruang hanya bisa diisi 28 orang.
Hal tersebut membuat proses belajar mengajar, terganggu. Apa lagi, saat dua guru yang membawakan materi berbeda bersamaan menjelaskan di dalam ruangan.
"Kalau satu guru menerangkan soal matematika, sementara guru lainnya, juga menerangkan pelajaran bahasa. Suaranya di dengar oleh semua oleh murid di dalam ruangan," ujarnya.