8 Fakta Menarik Tentang Shaolin Kungfu yang Tampil di HUT Ke-14 Tribun Timur Jumat Malam

Editor: AS Kambie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gao Tianci, murid Shaolin termuda yang akrab disapa Cuke tersenyum melihat foto-fotonya di halaman 1 Tribun Timur edisi Kamis (8/3/2018) saat silaturahmi di Redaksi Tribun Timur, Makassar, , Kamis (8/3/2018).

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Saudara seperguruan Bruce Lee beraksi di Makassar, Jumat (9/3/2018) malam. Sebanyak 27 murid terbaik Shaolin akan tampil memeragakan kelenturan tubuh, kedahsyatan pukulan, dan keteguhan kuda-kuda.

Penampilan mereka itu dalam rangka Puncak Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-14 Tribun Timur di Hotel Grand Clarion, Makassar.

Anda jangan kaget jika menyaksikan kepala para Biksu itu dihantam besi baja. Sebab, bukan kepala tak berambut itu yang akan benjol, besi malah yang akan patah.

Berikut 8 fakta penting Anda tahu tentang ke-27 Shaolin itu:

1. Pertama Kali Tampil di Sulsel
Penampilan Kungfu Shaolin dalam Puncak Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-14 Tribun Timur di Hotel Grand Clarion, Makassar, Jumat (9/3/2018) malam ini adalah aksi pertama mereka di Sulsel.

"Saya senang berada di sini, tadi saat mendarat pesawatnya saya merasakan aura bersahabat dari orang Makassar," kata Kepala Biara Shaolin, Kong Xing.

Kong Xing mengaku bangga terhadap Tribun Timur sebagai salah satu media besar di Indonesia.
"Media sangat berperan untuk memperkenalkan bangsa serta menyatukan bangsa sehingga kami sangat berterima kasih atas peran media," ujarnya dalam Bahasa Mandarin yang diterjemahkan Ketua KPBTI Rudy Johan.

2. Tampil 27 Bersama Pemain Musik
Ke-27 Shaolin Kungfu itu adalah Chen Zhengguo, Chen Yan, Lin Meiyuan, Huang Xuexing, Ye Shuqiang, Wang Kai, Zhao Hongzhu, Gao Tianci, Xia Zhongwu, Zhang Hao, Tun Chaopeng, He Yixin, Wang Shilong, Liao Silong, Dong Yueqing, Jiang Hang, Huang Xinzhi, Huang Xudong, Li Xuanxing, Ran Wenxue, Lin Jin, Huang Yanlin, Chen Minglan, Lin Qunqun, Chen Yuhuan, Huang Dandan, dan Zheng Guohuang.

Publik Relation Shaolin South, Alice, mengatakan, kew-27 murid Shaolin yang hadir itu merupakan anak-anak terbaik yang telah belajar kungfu minimal tiga tahun.

"Kalau usianya, yang hadir di Makassar ini mulai umur 10-18 tahun. Mereka sangat disiplin dan latihan sejak pukul 05.30 pagi hingga sore. Mereka belajar fisik, belajar budaya, sejarah, matematika dan sorenya belajar kungfu," jelas Alice.

3. Gao “Cuke” Tianci, Termuda Baru 10 Tahun
Biksu Shaolin masih berusia 10 tahun. Dia sangat kuat salto, berulang kali dan jatuh dengan indah. Kakinya tak bergeming. Cuke memiliki badan yang sangat lentur, kaki bisa dilipat rapat ke dada lalu menjatuhkan badan dalam posisi split.

Menurut pelatihnya Mr Li, Cuke masuk biara Shaolin sejak umur lima tahun. "Ia dititipkan kedua orangtuanya untuk belajar Kungfu. Kedua orangtuanya  juga tinggal di provinsi Fujian," kata Li.

Awalnya Cuke juga kesulitan hidup di Shaolin. Dia sering menangis memanggil nama ibunya. 
"Namun perlahan Cuke bisa menyesuaikan diri dengan kehidupan di Shaolin," ujar Li.

Semangat berlatih Kungfulah yang menyelamatkan Cuke. Berlatih Kungfu membantu bocah kecil ini melupakan segenap gundahnya.

"Sampai kini ia pun masih sering homesick, namun segera hilang jika berlatih, apalagi suasana kekeluargaan sangat kental di Shaolin," jelas Li.

Cuke kini sudah kelas 6. Berbagai jurus sudah ia kuasai. Bakat serta kemauan Cuke membuatnya cepat menyerap ilmu.

"Ia sudah menguasai teknik dasar kuda-kuda Shaolin dengan baik serta jurus Arahat yang jadi jurus dasar Shaolin," kata Li.

4. Semua Murid Shaolin Laki-laki
Jumlah murid yang terkenal dengan Tinju Selatan saat ini ada ratusan orang yang datang dari berbagai provinsi di China.

"Murid-murid Shaolin ini seringkali diundang oleh pihak televisi untuk mengisi acara, ataupun memenuhi undangan provinsi lain. Selebihnya mereka belajar dan terus berlatih kungfu di Vihara ini," ujar Alice.

Alice atau Chen Yan menambahkan, murid-murid Shaolin semua laki-laki karena memang telah menjadi tradisi sejak dulu.

"Kalaupun ada perempuan, mereka bukan murid shaolin melainkan hanya sebagai pembantu saja di Vihara. Murid-murid shaolin ini juga telah memutuskan untuk belajar agama sera kungfu sepenuhnya dan telah meninggalkan duniawi, jika ingin keluar mereka harus melakukan upacara pelepasan jubah terlebih dahulu," jelas Alice.

5. Perguruan Berusia 1.500 tahun
Murid perguruan Shaolin ini berusia muda 10 tahun hingga 30 tahun.

“Kungfu adalah alat pemersatu budaya Tionghoa di dunia yang sudah berusia 1500 tahun. Indonesia dan China adalah tetap saudara,” kata Huang Xuexing pimpinan dan kepala sekolah South Shaolin dari Tiongkok saat dijamu di kantor Tribun Timur, Makassar.

Mr Li mengatakan, kehidupan di Shaolin sangat disiplin.  Latihan sudah dimulai pukul setengah enam pagi.  Kemudian pelajaran di kelas dari pukul delapan sampai sebelas. Lanjut lagi latihan dari pukul dua hingga lima sore. 

"Malamnya belajar agama," kata dia.

Menurut Rudy Johan, kehadiran mereka di Makassar sekaligus untuk memperkenalkan budaya Shaolin terhadap masyarakat Tionghoa di Sulsel.

"Agar orang-orang Tionghoa di Makassar ini tidak akan pernah melupakan budaya Shaolin yang telah berdiri sejak 1.500 tahun lalu," katanya.

6. Bertahun-tahun Hanya Berlatih Kuda-kuda
Menurut Mr Li, pembelajaran dasar adalah hal utama dalam Kungfu Shaolin. 

Dasar di sini adalah kuda-kuda. Ibarat pohon harus kuat akarnya, begitupun seorang pendekar, harus kuat kuda-kudanya.

Para pendekar Shaolin menghabiskan waktu bertahun tahun hanya untuk belajar kuda-kuda.

7. Bisa Kuliah Setelah Lulus di Shaolin
Mr Li mengatakan, ilmu yang dipelajari di Shaolin tidak melulu Kungfu. Para murid juga dilatih pelajaran umum.

"Setelah lulus mereka bisa kuliah, kerja atau jadi biksu," kata Mr Li.

8. Dilarang Pakai Ponsel 
Masih dari Mr Li. Katanya, para murid Shaolin dilarang keras memakai ponsel saat sedang latihan atau belajar. "Namun jika sedang santai bisa," katanya.

Selengkapnya, simak  di Tribun Timur cetak edisi Jumat, 9 Maret 2018, halaman 1,7, dan 8

Berita Terkini