8 Fakta Menarik Tentang Shaolin Kungfu yang Tampil di HUT Ke-14 Tribun Timur Jumat Malam

Editor: AS Kambie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gao Tianci, murid Shaolin termuda yang akrab disapa Cuke tersenyum melihat foto-fotonya di halaman 1 Tribun Timur edisi Kamis (8/3/2018) saat silaturahmi di Redaksi Tribun Timur, Makassar, , Kamis (8/3/2018).

Cuke kini sudah kelas 6. Berbagai jurus sudah ia kuasai. Bakat serta kemauan Cuke membuatnya cepat menyerap ilmu.

"Ia sudah menguasai teknik dasar kuda-kuda Shaolin dengan baik serta jurus Arahat yang jadi jurus dasar Shaolin," kata Li.

4. Semua Murid Shaolin Laki-laki
Jumlah murid yang terkenal dengan Tinju Selatan saat ini ada ratusan orang yang datang dari berbagai provinsi di China.

"Murid-murid Shaolin ini seringkali diundang oleh pihak televisi untuk mengisi acara, ataupun memenuhi undangan provinsi lain. Selebihnya mereka belajar dan terus berlatih kungfu di Vihara ini," ujar Alice.

Alice atau Chen Yan menambahkan, murid-murid Shaolin semua laki-laki karena memang telah menjadi tradisi sejak dulu.

"Kalaupun ada perempuan, mereka bukan murid shaolin melainkan hanya sebagai pembantu saja di Vihara. Murid-murid shaolin ini juga telah memutuskan untuk belajar agama sera kungfu sepenuhnya dan telah meninggalkan duniawi, jika ingin keluar mereka harus melakukan upacara pelepasan jubah terlebih dahulu," jelas Alice.

5. Perguruan Berusia 1.500 tahun
Murid perguruan Shaolin ini berusia muda 10 tahun hingga 30 tahun.

“Kungfu adalah alat pemersatu budaya Tionghoa di dunia yang sudah berusia 1500 tahun. Indonesia dan China adalah tetap saudara,” kata Huang Xuexing pimpinan dan kepala sekolah South Shaolin dari Tiongkok saat dijamu di kantor Tribun Timur, Makassar.

Mr Li mengatakan, kehidupan di Shaolin sangat disiplin.  Latihan sudah dimulai pukul setengah enam pagi.  Kemudian pelajaran di kelas dari pukul delapan sampai sebelas. Lanjut lagi latihan dari pukul dua hingga lima sore. 

"Malamnya belajar agama," kata dia.

Menurut Rudy Johan, kehadiran mereka di Makassar sekaligus untuk memperkenalkan budaya Shaolin terhadap masyarakat Tionghoa di Sulsel.

"Agar orang-orang Tionghoa di Makassar ini tidak akan pernah melupakan budaya Shaolin yang telah berdiri sejak 1.500 tahun lalu," katanya.

6. Bertahun-tahun Hanya Berlatih Kuda-kuda
Menurut Mr Li, pembelajaran dasar adalah hal utama dalam Kungfu Shaolin. 

Dasar di sini adalah kuda-kuda. Ibarat pohon harus kuat akarnya, begitupun seorang pendekar, harus kuat kuda-kudanya.

Para pendekar Shaolin menghabiskan waktu bertahun tahun hanya untuk belajar kuda-kuda.

Halaman
123

Berita Terkini