TRIBUN-TIMUR.COM - Selamat beristirahat para pembaca setia.
Semoga hari ini menyenangkan bersama keluarga, sahabat, atau rekan bisnis.
Barangkali pembaca melewatkan karena kesibukan aktivitas sehingga melewatkan membaca berita-berita di tribun- timur.com.
Namun jangan khawatir, editor tribun-timur.com kembali merangkum berita-berita terpopuler satu hari sebelumnya.
Berikut dua berita terpopuler di tribun-timur.com pada Minggu (28/1/2018).
2. Kenali Tanda Ponsel Kamu Disadap dan Cara Menghentikannya
Ada kode rahasia smartphone yang bisa digunakan untuk mengetahui serta menghentikan penyadapan terhadap perangkat smartphone milikmu.
Seiring dengan perkembangan teknologi saat ini, penyadan terhadap smartphone sangatlah mudah untuk dilakukan.
Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk melakukan penyadapan, bahkan dengan menggunakan aplikasi android.
Namun penyadapan tersebut bisa dihentikan tanpa harus repot menghubungi pihak provider selular yang kita gunakan.
Apalagi perangkat smartphone sudah memiliki sistem untuk mendeteksi adanya penyadapan atau tidak sehingga bisa meminimalisir terjadinya kebocoran informasi pribadi kita.
1) Gunakan Kode *#21# untuk Deteksi Penyadapan
Untuk mengetahui adanya penyadapan atau tidak pada perangkat selular kamu, gunakan kode *#21# pada panggilan telepon.
Setelah kode MMI berjalan maka akan muncul rincian, apakah ada panggilan atau SMS yang dialihkan atau tidak.
Bila kamu merasa tidak mengaktifkan pengalihan panggilan, maka kamu patut curiga ada yang menyadap HP kamu.
2) Gunakan Kode ##002# untuk Hentikan Penyadapan
Selengkapnya Baca: Kenali Tanda Ponsel Kamu Disadap dan Cara Menghentikannya
1. Pernah Gebrak Meja di Rumah Soeharto, Terungkap inilah 3 ‘Jimat’ Jenderal Jusuf
Prof Salim Haji Said, Ph.D, dalam bukunya berjudul: Menyaksikan 30 Tahun Pemerintahan Otoriter Soeharto, menceritakan tentang jenderal-jenderal TNI di sekeliluing presiden ke-2 RI itu.
Salah satu sosok yang ditulis apik oleh Salim Said adalah mantan Panglima TNI ( (saat itu masih bernama Angkatan Bersenjata Republik Indonesia atau ABRI), Jenderal Muhammad Jusuf.
Dia dilantik tahun 1978 sebagai Menhankam/Pangab.
Banyak yang kaget atas pengangkatan ini sebab Jenderal Jusuf sudah hampir 14 tahun tidak berkarir di ABRI.
Sejak tahun 1965, dia sudah menjadi menteri perindustrian.
Namun Soehartolah yang punya kuasa. Maka jadilah M Jusuf Panglima ABRI.
Menariknya dalam perjalanannya sebagai Panglima ABRI, Jenderal Jusuf ‘bergerilya’ ke barak-barak tentara di berbagai daerah.
Tak heran jika Panglima yang satu ini sangat dicintai prajuritnya.
Salim Said menulis popularitas Jenderal Jusuf bahkan menyaingi Soeharto kala itu.
Kabarnya, hal ini membuat Soeharto sempat ‘cemburu’ melihat popularitas jenderal dari Bugis itu.
Tak hanya dicintai prajuritnya Jenderal Jusuf juga dikenal tegas dan tak ada rasa takut.
Dikisahkan suatu waktu ada pertemuan di kediaman pribadi Presiden Soeharto, di Jalan Cendana, Jakarta Pusat.
Pertemuan ini dihadiri sejumlah pejabat tinggi negara.
"Adalah Mendagri (Jenderal Amir Mahmud) yang bicara pertama kali, (bahwa) dengan semakin populernya Jenderal Jusuf selaku Menhankam/Pangab, maka diduga ada 'ambisi-ambisi tertentu Jenderal Jusuf yang perlu ditanyakan kepada yang bersangkutan.”
“Tiba-tiba Jenderal Jusuf mengebrak meja dengan tangannya. Dengan suara keras, dia berkata: Bohong! Itu tidak benar semua. Saya ini diminta untuk menjadi Menhankam/Pangab karena perintah Bapak Presiden."
"Saya ini orang Bugis. Jadi, saya tak tahu arti kata kemanggulangan yang bahasa Jawa itu. Tapi, saya laksanakan perintah itu sebaik-baiknya tanpa tujuan apa-apa," tulis Salim Said.
Gebrakan meja Jenderal Jusuf mengejutkan semua yang hadir.
Soeharto langsung membubarkan pertemuan yang baru beberapa menit berlangsung di kediaman pribadinya itu.
Konon sejak itu hubungan Jenderal Jusuf dengan Soeharto mulai dingin.
Jenderal Jusuf jarang mengikuti sidang kabinet yang dipimpin Soeharto di Bina Graha.
Jenderal Jusuf lebih sering mengutus Wakil Pangab dan Panglima Kopkamtib, Laksamana Sudomo, sebagai wakilnya untuk ikut sidang kabinet.
M Jusuf tak pernah jadi Wapres, apalagi presiden.
Dia digeser Soeharto menjadi Kepala Badan Pemeriksa Keuangan.
Setelah itu sang jenderal memilih pulang kampung ke Makassar dan mengurusi masalah agama.
Dia meninggal 8 September 2004.
Dikutip dari wikipedia, Jenderal TNI (Purn.) Andi Muhammad Jusuf Amir lahir di Kajuara, Bone, Sulawesi Selatan, 23 Juni 1928 .
Pada umur 76 tahun ia meninggal dunia.
Jenderal M. Jusuf adalah salah satu tokoh militer Indonesia yang sangat berpengaruh dalam sejarah kemiliteran Indonesia.
Ia juga merupakan salah satu keturunan bangsawan dari suku Bugis, hal ini dapat dilihat dengan gelar Andi pada namanya.
Oleh keluarganya jenderal Jusuf lebih dikenal dengan Sapaan Petta Ucu.
Keponakan Jenderal Muhammad Jusuf, Andi Analta Amier menceritakan ada 3 filosofi hidup dan cara kerja pamannya.
Inilah yang selalu dipegang sang jenderal layaknya 'jimat'.
Apa tiga prinsip hidup itu?
Selengkapnya Baca: Pernah Gebrak Meja di Rumah Soeharto, Terungkap inilah 3 ‘Jimat’ Jenderal Jusuf