Laporan Wartawan Tribun Timur, Sukmawati Ibrahim
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR-- SDN Sambung Jawa gelar Program Penguatan Sekolah Ramah Anak, Jl Baji Gau 1, Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (18/1/2018).
Program ini diikuti 467 murid-murid SDN Sambung Jawa dari kelas 1-6 di ruang seni.
Turut hadir Pelukis tanah liat Zaenal Beta, Mantan Komisioner KPID Sulsel Rusdin Tompo.
Hadir pula Nazrul Zakariah, Kadis Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Camat Mamajang, Pendongeng Mami Kiko, kepala sekolah SDN Sambung Jawa Fahmawati dan guru-guru.
Kepala Sekolah SDN Sambung Jawa, Fahmawati mengatakan program ini telah dilaunching sejak empat bulan lalu, dengan bekerjasama dengan ketua komite sekolah, lembaga lisan serta seniman Sulawesi Selatan.
"Melalui program ini kita benar-benar mengembangkan kreatifitas anak-anak. Serta membuat mereka merasa nyaman," katanya, Kamis (18/1/2018).
Tak hanya itu, dengan bantuan pelukis tanah liat, Zainal Beta anak-anak diajar untuk cara melukis menggunakan tanah liat.
"Beberapa program lainnya juga, seperti reportase, kenali profesi akan menjadi bekal untuk lebih berani dan tanggap," ujarnya.
Program ini direncanakan akan berjalan selama lima bulan sebagai percobaan. Akan terus dilanjutkan sebagai salah satu program sekolah.
Sementara Rusdin Tompo, mengatakan, program ini memberikan konten kreatif dan perspektif soal perlindungan anak, dan membantu sekolah memperluas jaringannya.
"Program ini dapat mengembangkan partisipasi anak melalui kegiatan kreatif berbasis seni, media dan tulis menulis," ujarnya.
Rusdin berharap akan ada banyak orang yang terlibat, khususnya orang tua siswa karena ini menyangkut anak-anak.
"Semoga bisa direplikasi sekolah lain, dan saya sediri siap menjadi konsultan untuk sekolah-sekolah yang ingin menerapkan program ramah anak ini," lanjutnya.
Sementara Zainal Beta, mengatakan, kolaborasi life painting melukis tanah liat dengan pembacaaan puisi tentang lingkungan sangat baik.
"Tak hanya itu saat pelatihan melukis dengan tanah liat pun mereka cepat tanggap, cepat mengikuti," ujarnya.
Zainal Beta berharap, harusnya hal ini menjadi salah satu cara mengembangkan kreatifitas anak.