Terlanjur Terkena Difteri, Apakah Bisa Disembuhkan? Simak Penjelasan Dokter Ahli

Editor: Sakinah Sudin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang murid ketakutan ketika petugas medis memberikan suntikan imunisasi TD (Tetanus Toxoid) di SD Kompleks IKIP Jl AP Pettarani Makassar, Selasa (22/8/2017). Kegiatan imunisasi ini guna memberikan perlindungan bagi anak-anak usia sekolah dasar untuk mencegah penyakit tetanus serta difteri. tribun timur/muhammad abdiwan

Dijelaskan oleh Prof.Dr.Sri Rezeki Hadinegoro SpA (K), walau penyakit ini mematikan tetapi sejatinya bisa dicegah dengan imunisasi. Tidak hanya pada anak-anak, imunisasi juga perlu dilakukan oleh orang dewasa karena kekebalan dari vaksin lama kelamaan akan berkurang.

"Saat ini banyak orang dewasa yang menjadi pembawa (carier) kuman difteri. Walau tidak menimbulkan gejala penyakit, tapi tetap bisa menularkan," katanya. (*)

Berita ini sudah diterbitkan di Kompas.com dengan judul Bisakah Penyakit Difteri Disembuhkan?

Baca: Siapa Sangka! Jokowi Ternyata Pernah Dibuat Syok Putra Sulungnya, Gibran Rakabuming. Gegara Ini

Kenali Gejala Difteri dan Jenis Vaksinnya, Jangan Sampai Anak Terkena Penyakit Berbahaya Ini

Penyakit difteri kembali mewabah di Indonesia.

Data Kementerian Kesehatan menunjukkan sampai dengan November 2017, ada 95 kabupaten dan kota dari 20 provinsi yang melaporkan kasus difteri.

Terdapat 622 kasus, dan 32 di antaranya meninggal dunia.

Semakin meluasnya wabah difteri, membuat Kementerian Kesehatan akhirnya menetapkan status kejadian luar biasa (KLB).

Sebenarnya difteri merupakan penyakit lama.

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, sejak tahun 1990-an, kasus difteri di Indonesia ini sudah hampir tidak ada dan baru muncul lagi pada tahun 2009.

Difteri disebabkan oleh infeksi bakteri corynebacterium diphtheriae dan biasanya mempengaruhi selaput lendir hidung dan tenggorokan.

Biasanya, difteri menyebabkan sakit tenggorokan, demam, kelenjar getah bening membengkak dan lemas.

Tapi, ciri difteri yang khas adalah munculnya pseudomembran atau selaput berwarna putih keabuan di bagian belakang tenggorokan yang mudah berdarah jika dilepaskan.

Hal ini yang menyebabkan rasa sakit saat menelan, kadang disertai pembesaran kelenjar getah bening, dan pembengkakan jaringan lunak di leher yang disebut bullneck.

Halaman
1234
Tags:

Berita Terkini