TRIBUN-TIMUR.COM - Kalau disebut Matematika, apa yang terlintas di benak Anda?
Apakah Matematika jadi momok? Atau justeru jadi mainan Anda? Tergantung dari mana penilaian Anda soal mata pelajaran eksakta yang satu ini.
Baca: Terungkap! Pengakuan Istri, Ternyata Bos Nikahsirri.com Sudah Begini Sejak Kalah Pilkada!
Namun sebagian siswa, Matematika menjadi salah satu mata pelajaran menakutkan bagi siswa di Indonesia.
Tinta merah acap kali tersemat di rapor akibat bidang studi penuh angka tersebut.
Baca: CPNS 2017 - Pelamar 1,1 Juta Orang. Wow! Ada Instansi 1 Formasi Cuma Diperebutkan 2 Pelamar
Hasil riset Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) pada 2015 mengonfirmasi rendahnya penguasaan Matematika pelajar Indonesia.
Negara berpenduduk lebih dari 250 juta orang ini hanya berada di peringkat ke-45 dari 50 negara yang disurvei.
Sebagaimana diwartakan harian Kompas (Kamis, 15/12/2016), dibutuhkan pendekatan baru untuk menggenjot minat pelajar Indonesia terhadap pelajaran Matematika.
“Siswa harus dibiasakan berlatih soal-soal non-rutin, belajar dengan alat- alat peraga, lalu guru mengembangkan metode pembelajaran serta penilaian bernalar,” ujar Rahmah Zulaiha, peneliti Pusat Penilaian Pendidikan, Badan Litbang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Segala upaya perbaikan yang dilakukan tentunya butuh waktu untuk menikmati hasilnya. Mendongkrak kualitas pendidikan bukanlah proses instan, tak dapat sekejap mata.
Berbicara mengenai peningkatan kualitas pendidikan, utamanya terkait kemampuan siswa dalam memahami pelajaran Matematika, Indonesia seyogianya dapat berkaca pada Finlandia.
Negara itu dipandang sebagai salah satu negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia.
Keunggulan pendidikan Finlandia antara lain tercermin dari tingginya kualitas tenaga pengajar dan pola pengajaran kontekstual oleh guru.
Nah, jika ingin anak Anda terdepan dalam hal pendidikan, mungkin ada baiknya Anda berpikir untuk menyekolahkan mereka ke negeri tersebut.