Ngomong-ngomong bagi sebagian masyarakat Jawa, Malam Satu Suro kerap dianggap sebagai momen yang menyeramkan.
Tak bisa dipungkiri, hari yang bertepatan dengan Tahun Baru Islam.
Mengapa demikian?
Sebab Malam 1 Suro dianggap sebagai momen penting.
Masyarakat Jawa pun miliki banyak sekali ritual-ritual khusus yang dijalankan.
Ritual tersebut bisa dibilang identik dengan aura mistis.
Misalnya ritual pencucian keris atau senjata pusaka lain di hari itu.
Ritual yang dinamakan panjamasan tersebut miliki cara khusus seperti beruasa, pati geni, menyiapkan sesaji yang dilengkapi dengan menyan, tumpeng dan lainnya.
Terlepas dari hal-hal mistis, Malam 1 Suro sendiri bisa dibilang sebagai tradisi yang dimaksudkan untuk memupuk kesetiaan warga Keraton.
Doa Awal Tahun
Dikutip dari Konsultasisyariah.com, pada zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Abu Bakr, kaum muslimin belum mengenal pergantian tahun hijriyah.
Sehingga ketika itu, tidak ada istilah tahun baru hijriyah.
Mereka menggunakan kalender qamariyah sebagai acuan kegiatan dan pencatatan sejarah.
Mengikuti kalender yang sudah digunakan oleh masyarakat arab sejak sebelum Islam.
Hanya saja, di zaman mereka belum ada angka tahun dan acuan tahun.