Pilgub Sulsel 2018

7 Sosok Ini Awalnya Heboh Jadi Calon Gubernur, Tapi Sekarang Mereka Kemana?

Editor: Aqsa Riyandi Pananrang
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Djuli Mambaya (47)

Wakil Ketua Ikatan Keluarga Toraja (IKAT) di Papua, Djuli Mambaya (DJM), dicecar 30 pertanyaan saat diperiksa di Markas Polres Tana Toraja, Minggu (30/4/2017) siang. (yultin/tribuntoraja.com)

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Papua Djuli Mambaya muncul sebagai bakal kandidat pemilihan gubernur Sulsel 2018. Balihonya tersebar di saentero Toraja Utara.

Ada juga atribut Djuli di Jl Perintis Kemerdekaan Kota Makassar. Putra daerah Toraja Utara ini membidik calon wakil gubernur. “Saya dengan pengalaman di perantauan, berkeinginan kembali membangun daerah saya Sulsel," kata Djuli Mambaya kepada tribuntoraja.com, 14 Maret 2017 lalu.

Dia tercatat sebagai wakil ketua Ikatan Keluarga Toraja (IKT) Papua. “Dukungan dari masyarakat Toraja tentu menjadi modal awal dan semangat saya untuk mewakili Toraja di Pilgub Sulsel," ujar mantan kepala Dinas Perhubungan Provinsi Papua ini.

Alumnus Fakultas Teknik Unhas Makassar tersebut ingin berpasangan balon gubernur Sulsel Agus Arifin Nu'mang. “Saya juga sudah komunikasi dengan pak wagub Sulsel (Agus), ya, sementara posisi cagub, dan kita lihat perkembangan politik, yang jelas unsur Toraja terwakili,” katanya.

Belakangan, tak ada nama Djuli dalam bursa wakil Agus. Beberapa waktu lalu, nama Djuli mengemuka di kalangan pejabat Pemerintah Kabupaten Tana Toraja, gara-gara komentarnya di sosial media. Djuli menuding Wakil Bupati Tana Toraja Victor Datuan Batara bandar narkoba.

Mathius Salempang (64)

Mantan Kapolda Sulselbar Irjen Pol (Purn) Mathius Salempang menghadiri pelantikan pengurus PMI Toraja Utara di Kantor Bupati Tana Toraja Utara, Rantepao, Toraja Utara, Sulsel, Selasa (23/4/2017). (HANDOVER)

Berbagai elemen masyarakat utamanya dari Tana Toraja mendorong Mathius Salempang, mantan Kapolda Sulsel, ikut bersaing di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulsel.

Alat peraga dan baliho mantan Wakil Kepala Bareskrim Polri sudah terpasang. Meski dia belum secara terbuka menyampaikan keinginannya menjadi calon gubernur. Belakangan, nama pria ini juga muncul dalam bursa pasangan Ichsan Yasin Limpo. Tapi Ichsan memilih Andi Muzakkar.

Nah, saat tahapan Pilgub Sulsel 2018 sudah bergulir, giliran Andi Analta yang menyampaikan keinginannya. Analta menjelaskan dia kembali ke Makassar akhir Agustus ini. Di pertengahan September 2017 nanti, Andi Alla, sapaannya, akan mendeklarasikan niatnya ini.

“Saya akan salat Id di Lapangan Karebosi, Insyallah. Deklarasi nanti sekitar belasan September,” jelasnya. Selama hampir 30 menit, dia menjelaskan filosofis alasan ideal, dan tujuannya ikut pesta demokrasi level provinsi di tanah kelahirannya.

Analta mengakui belum mengabarkan niatnya ini ke kerabat dan sahabatnya di Makassar, Bone, Enrekang, dan Sinjai. “Biarlah mereka tahu melalui media massa, lewat Tribun,” ujarnya. Andi Analta adalah putra mendiang Andi Baso Amier, adik kandung mantan Panglima dan Menkopolkam RI Jenderal M Jusuf.

Analta lahir di Ujungpandang 1963 silam. Dia adalah pengusaha. Sejak akhir dekade 1970-an, Analta bersama ayah, ibu, dan saudaranya, pindah dan menetap di ibukota Jakarta. Setahun terakhir, namanya kerap muncul di media massa, menjadi juru bicara keluarga Ahok.

Mendiang ayah Analta, berkawan dekat ayah Ahok, Indra Purnama, pengusaha asal Belitung. Mendiang ibu Analta, Masribu Baso Amier Binti Acca, adalah wanita yang ikut membantu masa pendidikan Ahok di Jakarta era 1980-an.

Sejak Ahok dipenjara, awal Mei 2017 lalu, Analta masih sering berkomunikasi dan rutin menjenguk Ahok di Rumah Tahanan Mako Brimob, Jakarta. “Sebelum saya nyatakan niat ini, saya masih datang jenguk Dik Basuki, Insyaallah karena ini untuk Pancasila, dia setuju,” katanya menjawab pertanyaan Tribun.

Dia setidaknya mengutip tujuh ayat suci Alquran, dan melafalkan lima Pancasila dengan lugas. “Alasan saya maju ini adalah akumulasi dari kondisi demokrasi di Indonesia yang tak lagi melihat Pancasila sebagai Rahmatan Lil Alamin. Ajaran imam dianggap sebagai agama,” ujarnya dengan bersemangat.

Dia beberapa kali menegaskan bahwa niatnya maju ini karena melihat figur lain sebagai musuh atau lawan politik. “Jadi keinginan maju di Pilkada Sulsel ini untuk melihat Sulsel maju besar dengan kemajemukan. Modal besarta adalah Pancasila dan keinginan kuat membangun kampung halaman,” katanya. Meski sudah menyampaikan niatannya, Analta belum merinci bakal maju melalui partai politik (parpol) atau independen.(*)

Berita Terkini