Laporan Wartawan Tribun Timur, Fahrizal Syam
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pemerintah Kota Makassar meraih Piala Adipura untuk ketiga kalinya selama tiga tahun berturut-turut.
Penyambutan Piala Adipura dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin ke Anjungan Pantai Losari pun dirancang meriah.
Pemkot Makassar mengerahkan murid-murid SD untuk meramaikan arak-arakan tersebut.
Murid-murid SD yang berada di sepanjang jalan yang dilalui arak-arakan diminta berdiri di pinggir jalan sambil mengibar-ngibarkan bendera merah putih kecil saat rombongan melintas.
Baca: Sambut Adipura, Pelajar Makassar Terpaksa Tidak Belajar
Pemerhati pendidikan, Dr Mas'ud Muhammadiyah menyesalkan apa yang dilakukan Pemkot Makassar tersebut.
"Ini sangat mengganggu, mestinya yang dilibatkan yah Kepala Sekolahnya saja, guru dan siswa tidak usah. Jika mereka dilibatkan otomatis tak ada pembelajaran," kata Mas'ud, Kamis (3/8/2017).
"Begitulah kalau serba digunakan untuk dunia politik, susah memang. Sudah ada kepentingan-kepentingan lain, walaupun anak SD bukan calon pemilih," tambah Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) .
Ia menuturkan, melibatkan siswa dalam hal seperti ini sangat kurang bijak.
"Itu zaman orde baru yang begitu, dulu presiden datang semua orang berdiri di jalanan, sekarang hal-hal seperti itu sudah harus ditinggalkan," kata dia.
"Itu juga tidak ada urgensinya sama sekali, kecuali sekolah yang mendapatkan prestasi dan mau rayakan di sekolahnya misalnya, itu sih masih wajar sebagai rasa kesyukuran. Tapi bukan berarti dilibatkan arak-arakan dan seterusnya, itu sangat tidak bijak," pungkas dia. (*)