Seorang anak lelakinya yang akil baligh ternyata pernah cerita kepada ibunya tentang mimpi basah.
"Dia pernah curhat mimpi basah. Kan saya kaget," kata Pipik, Minggu (9/4/2017), sebagaimana dikutip dari Grid.id.
Pipik mengaku kaget mendengar curhat anaknya karena tidak biasanya anak lelaki membicarakan soal mimpi basah kepada ibunya.
"Jarang sekali ada anak yang mau curhat soal itu ke ibunya. Karena mungkin malu," katanya.
Menurut Pipik, mendidik anak laki-laki yang baligh lebih sulit dibandingkan mendidik anak-anak lainnya yang belum akil baligh.
"Justru sebenarnya lebih sulit menghadapi anak laki-laki yang sudah akil baligh. Harusnya yang kayak gini dia curhat ke bapaknya, tapi saya harus menerima dan menampung. Di sini saya justru yang malu," ujarnya.
Namun, Ummi Pipik sadar bahwa inilah fungsinya sebagai orangtua.
"Sampai akhirnya saya sadar oh ini fungsi saya. Saya harus menjelaskan kalau kamu sudah akil baligh kamu harus tanggung jawab ke ibadah sendiri ke Allah," katanya.
Percakapan Mesra
Ummi Pipik juga mengaku sangat menjaga kegiatan anak-anaknya.
Terutama mengenai penggunaan media sosial.
Dia mengaku harus tahu semua password handphone dan media sosial keempat anaknya.
"Saya tekankan ke anak-anak. HP kalian semua Ummi harus tahu password-nya," kata Ummi Pipik.
"Sosial media juga Ummi harus tahu password-nya," lanjutnya
Keterbukaan tersebut tidak hanya dari anak kepada orangtua.