MAROS, TRIBUN - Delapan petugas dan operator stasiun pengisian bahanbakar umum (SPBU) 74.905.15 di Tugu Kuda Pertigaan Maros, terluka menyusul semburan panas dan api dari sebuah ledakan di jalan poros Makassar-Maros, Selasa (7/3/2017) petang.
Ledakan di SPBU 74.905.15 ini adalah insiden kedua dalam sebulan terakhir di Sulsel.
Pertengahan Januari 2017 lalu, Selasa (17/1/2017), SPBU Jl Bintang, Kecamatan Watang Sawitto, Pinrang, meledak, dan melukai dua warga dan s;eorang operator dispenser/nozel SPBU.
Kala itu, kerugian matetrial ditaksir capai Rp 1 Miliar.
Dugaan sementara pemicu ledakan karena satu dari delapan petugas dan operator SPBU mengaktifkan ponsel saat membersihkan tangki BBM bawah tanah.
Lihat Video: Kobaran Api Bisa Muncul di SPBU dari Sinyal ponsel.
Dugaan lain menyebutkan; ada korsleting listrik dari pompa benam (submersif petrol pump) di kanal tangki yang dibersihkan.
Skala ledakan terdengar hingga terminal dan pos polis Pamong Praja di sekitar kantor bupati. Jarak SPBU dengan terminal radius 100 hingga 200 m.
Kedelapan korban adalah empat operator, dua teknisi yang membersihkan tabung penyimpaman dan dua pengawas.
Otoritas penyidik dari pihak Kepolisian Resort (Polres) Maros dan jawatan pemadam kebakaran dari Badan Penanggulangan Bencana Pemkab Maros, hingga pukul 23.00 wita, masih menyelidiki pemicu insiden di SPBU tertua di kota kabupaten berjarak 29 km sebelah utara Makassar ini.
“Apa penyebab pastrinya akan kita umumkan resmi, tapi dari dugaan sementara api dipicu sinyal ponsel yang aktif saat tangki dibersihkan,” ujar Kapolres Maros AKBP Erik Ferdinand, kepada Tribun, di sela-sela evakuasi korban dan pengamanan arus lalulintas, 45 menit pasca-insiden, pukul 19.45 wita.
Selengkapnya Baca: Tribun Timur edisi print, Rabu (8/3/2017)
Baca Juga penjelasan Area Manager Communication and Relations PT Pertamina MOR VII Sulawesi, Hermansyah Y Nasroen tentang Tim Health Safety Security & Environment (HSSE) Pertamina MOR VII Sulawesi.
Serta ulasan dosen Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri UMI Ir Zakir Sabara HW ST, MT, IPM, ASEAN Eng, tentang potensi terjadinya ledakan di stasiun pengisian bahan bakar, karena human error, dan tidak memperhatikan standar operasi dan prosedur (SOP) keselamatan.