Idul Adha 1437 H

Jelang Idul Adha, Warga Ampekale Maros Serbu 'Pasar Air'

Penulis: Ansar
Editor: Anita Kusuma Wardana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga Dusun Binanga Sangkara, Desa Ampekale, Kecamatan Bontoa, Maros, Sulawesi Selatan mengantre untuk mendapatkan air di bersih dari penampung.

Laporan Wartawan Tribun Timur, Ansar Lempe

TRIBUN-TIMUR.COM, MAROS - Sekitar 200 Kepala Keluarga (KK) Dusun Binanga Sangkara, Desa Ampekale, Kecamatan Bontoa, Maros, Sulawesi Selatan mengeluhkan terbatasnya persediaan air bersih, Minggu (11/9/2016).

Pasalnya, sudah puluhan tahun warga hanya mengandalkan air hujan karena pipa PDAM di dusun yang perbatasan Pangkep tersebut tidak dialiri air.

Akibatnya, setiap hari warga membawa empat jerigen isi 20 liter ke 'pasar air' yang dikelola oleh penampung. Untuk mendapatkan air satu jerigen, warga harus membelinya Rp 2000 sampai Rp 5000.

Seorang warga Santi mengatakan, puluhan tahun dusunnya tersebut kekeringan. Hal itu membuatnya harus membeli air seharga Rp 2000 per 20 liter.

"Tidak ada jalan lain selain beli air. Tidak air PDAM yang sampai disini. Kami beli air dari penampung air," kata perempuan berumur 40 tahun ini.

Meski kesusahan mendapatkan air bersih, tidak ada warga yang menggunakan sumur bor. Pasalnya di daerah pesisir tersebut berdekatan dengan laut.

Akibatnya, air terasa asin dan tidak bisa digunakan mencuci pakaian dan keperluan memasak.

"Asin air disini. Dekat dengan laut dan empang. Kami minta supaya pipa yang ada difungsikan. Lamami tidak pernah dialiri air," ujarnya.

Warga meminta kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maros untuk segera memfungsikan pipa tersebut dan memberikan bantuan air bersih kepada warga.

"Pemakaian air meningkat saat momen lebaran. Dipakaimi juga memasak buras. Air yang kami beli ini digunakan untuk memasak, mandi dan cuci pakaian," katanya.(*)

Berita Terkini