Besarnya peredaran uang dalam bisnis narkoba membuat beberapa orang tergiur untuk menggeluti bisnis ini. Pada masa kolonial Belanda, bisnis madat kemudian dikendalikan oleh pemerintahan saat itu dengan memusatkan produksinya di Batavia dan mengeluarkan hanya satu jenis madat saja.
Ketika itu, angka pengguna madat dilaporkan menurun dan relatif penggunaannya pun dapat dikendalikan. Di beberapa negara saat ini juga melegalkan beberapa jenis narkotika bahkan menyediakan tempat penjualan sekaligus menjadi tempat untuk menyuntikkan narkoba.
Hal ini dilakukan agar peredaran dan akibat dari penyalahgunaan narkoba dapat dikontrol dan diminimalisir. Namun upaya kesehatan masyarakat berupa pembatasan penggunaan dan pelayanan kesehatan hingga rehabiitasi juga dilakukan secara maksimal.
Beberapa tahun terakhir ini upaya pemberantasan narkoba gencar dilakukan oleh BNN dan aparat hukum lainnya. Kita patut memberi apresiasi kepada usaha maksimal yang dilakukan untuk mengurangi peredaran narkoba di negara kita (suppy reduction).
Namun sepertinya upaya yang maksimal ini belum bersinergi dengan kegiatan kesehatan masyarakat yang membidik secara spesifik pada penggunanya. Data terakhir menyebutkan bahwa kelompok pengguna coba pakai adalah kelompok pengguna yang paling banyak.
Mereka ini adalah pengguna yang ‘baru belajar’ dan sangat berpotensi untuk menjadi ‘pengguna profesional’. Kalangan pelajar menjadi dominasi dari kelompok ‘baru belajar’ ini. Seperti namanya, ‘pelajar’ mereka berada pada masa mencari tahu (belajar) dan senantiasa ‘penasaran’ dengan hal-hal yang baru.
Apalagi jika ternyata hal baru ini dapat menaikkan eksistensi mereka dalam kelompoknya. Bentuk kesepakatan antara negara-negara di dunia dalam memerangi penyalahgunaan narkotika salah satunya adalah dengan memperingati The International Day Against Drug Abuse and Illicit Trafficking (HANI).
Strategi pencegahan maupun penanggulangan narkoba rasanya mesti semakin spesifik. Pertimbangan melihat derajat keparahan pada tiap kelompok pengguna menjadi pertimbangan dalam menyusun inovasinya.
Meningkatnya jumlah pengguna coba pakai terutama di kalangan pelajar menjadi ‘peringatan’ pada kita saat ini. (*)