TRIBUN-TIMUR.COM - SIAPA Hajjah Muzdalifah Pangka (60), sosok di balik silaturahim "mendadak" Gubernur Syahrul Yasin Limpo (61) ke "Rumah Pleret, Solo," komplek kediaman pribadi Presiden RI Joko Widodo dan ibundanya Hajjah Sujiatmi Notomihardjo.
Musdalifah Pangka, adalah wanita pengusaha kelahiran Ujung Pandang, Juni 1955 lalu. Ia anak ketiga dari empat saudara, pasangan mendiang Haji La Pangka dan Hajjah Hasnah.
Ayahnya, termasuk pengusaha komoditas hasil bumi ternama dekade 1940 dan 1970-an di Makassar.
"Bapak saya itu, seangkatan dengan Hadji Kalla, Haji La Tunrung, Haji Lala, mereka sahabat sejak dulu," kata Musdalifah merujuk kiprah ayahnya di Jl Bandang, Makassar.
Ayahnya termasuk pengusaha awal yang mengekspor cengkeh, coklat, kakao, dan aneka rempah-rempah ke ibukota, Jawa dan luar negeri.
Solo kampung halaman suaminya, Ir Djoko Widardjo. Suaminya insinyur kehutanan dari UGM Yogyakarta, sama seperti Jokowi.
Kini, Djoko bekerja di Kementerian Kehutanan, dan menetap di Jl Untung Suropati No.142. Semanggi-Pasar Kliwon Solo Jawa Tengah.
"Saya hanya punya putri satu, tapi sudah diberi 3 cucu, menantu saya orang Solo," ujarnya.
Dua kali sudah, Muzdalifah mempertemukan Syahrul dengan Ibunda Jokowi.
Kala dia dilantik sebagai Ketua Badan Pengurus Wilayah (BPW) Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Jawa Tengah, di Hotel Lor In, Karanganyar, Solo, medio Februari 2016 lalu merupakan pertemuan pertama.
Kini Musdalifah aktif sebagai pengusaha percetakan dan penerbit ternama di Solo. Dia juga kini tercatat sebagai Bendahara DPD I Partai Golkar Jawa Tengah.
Kala Syahrul bertemu dengan sekitar 87 ketua dan sekretaris dari 35 DPD II Golkar di Jateng, Muzdalifah duduk di kursi bagian depan sekali, bersama Ketua DPD Golkar Jateng, Wisnu Suhardono dan elite Golkar Jateng lainnya di The Sunan Hotel, Jl Adi Sucipto, Solo, Jumat (8/4/2016) malam.
Sebagaimana pengusaha yang berpolitik kebanyakan di negeri ini, Musdalifah Pangka, juga aktif di organisasi sosial, komunitas, dan pergerakan membela kepentingan orang banyak.
Dia salah seorang unsur ketua pemberdayaan wanita di Pengurus Daerah Pemuda Pancasila Solo.
Dia juga pendiri dan pembina majelis taklim kominitas Hijab Merah Solo.
Di Jakarta, dia aktif sebagai Ketua Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun) Definitif Kalibata City, Jakarta Selatan, saat properti strata title itu berkonflik.
Jauh sebelum Jokowi jadi Presiden, dia sudah akrab. "Kalau boleh dibilang saat Jokowi jadi walikota saya ini sudah aktif jadi tim suksesnya."
Yang dikenang publik Solo, di tahun 2010, Musdalifah Pangka mendapat kesempatan dari sang Wali Kota untuk menggunakan Lodji Gandrung, rumah jabatan wali kota, sebagai tempat resepsi pernikahan seorang tukang becak Suwarno dengan Menir.
Perkenalannya dengan Jokowi sebelum dia pindah dan menetap di Solo, tahun 2004.
"Ceritanya panjang, keluarga kami sudah lama saling kenal. Mungkin tahun 2003 kali yaa," katanya kepada Tribun, tadi malam.
Perkenalan mereka bahkan sudah di level persaudaraan. Jokowi mengenal baik keluarga Ir Djoko Widardjo Msc, demikian sebaliknya. Tak mengherankan, kedekatan itu berlanjut hingga sekarang.
Saat Syahrul mampir di Rumah Pleret, Musdalifah lah yang justru jadi "pelayan". Membawa baki teh, kue, dan menjamu tetamu dari Sulsel, rombongan Syahrul.
Kedekatan itu juga tergambar saat beberapa bulan setelah Jokowi menempati Istana Presiden, Musdalifah mengajak ibunda Jokowi, dan 3 saudara perempuan presiden ke Makassar, akhir 2014 lalu.
"Memang desainnya begitu, kalau ditahu pasti, penuh protokoler terbuka. Jadi saya hanya hubungi adik di Makassar, untuk minta 10 Brimob yang menjaga dari jauh kunjungan wisata itu.
Akibat kedekatan yang tak banyak diketahui publik inilah, Muzdalifah sempat membuat Kapolda Sulsel Irjen Pol Burhanuddin Andi, kala itu kaget dan berbicara dalam nada tinggi ke Musdalifah.
"Bayangkan Bu, kalau ada apa-apa di Makassar, keluarga presiden habis di sini, saya bilang apa kalau ditanya kapolri dari Jakarta'" kata Kapolda seperti dikemukakan ulang Musdalifah.
Bahkan, kata Musdalifah, saat itu Gubernur Syahrul YL yang belum begitu mengenalnya, juga sempat kaget namun memuji "kenekatan" Musdalifah bawa keluarga presiden ke Makassar tanpa pengawalan terbuka.