TRIBUN-TIMUR.COM, PALEMBANG- Sebuah foto yang diambil warga dari pinggir Sungai Musi Palembang menggambarkan awan berbentuk lafaz Allah saat Gerhana Matahari Total (GMT), Rabu (9/3/2016), mendadak heboh dan menjadi viral di sosial media (sosmed) Instagram.
Foto diabadikan seorang warga yang mengabadikan awan kecil berlafaz Allah berada di sudut bagian kiri awan hitam pekat yang menutupi gerhana matahari.
Gambar tersebut pertama kali diposting oleh pemilik akun @trimey sekitar pukul 09.00 atau sesudah fenomena langkah itu berakhir.
Dalam akun instagram itu, ia menuliskan kata "ALLAHUAKBAR!! Lafaz Allah terlihat. Allah menunjukkan kuasanya. Di saat kami lagi berzikir. Diambil dari mushola di pinggir pelataran Sungai Musi pukul 07.04.
Fenomena gambar berlafaz Allah itu langsung mendapatkan tanggapan dari netizen.
Terlihat sejak diposting hingga pukul 21.00 WIB, foto tersebut telah disukai sebanyak 3.676 orang.
Tidak hanya itu, beberapa netizen juga mengucapkan rasa takjubnya. Seperti yang diungkapkan pemilik akun @jillanramadhan "liat nggak sih ada tulisan allah di awan? Kemudian akun @aqilaapriy" subhanallah. Izin suara ya. Lagi lain cuitan dari @arrazaq yang berkomentar "masyaalloh sungguh sungguh alloh maha kuasa."
Mata Anda Rusak?
Anda menyaksikan gerhana matahari dengan mata telanjang pagi tadi? Bila iya, sebaiknya Anda waspada bila merasakan ada tanda-tanda mata terkena dampak fenomena tersebut.
Salah satu yang perlu dicermati yaitu muncul bintik hitam yang menghalangi pandangan kita. Itu menandakan area penglihatan kita terbakar.
Dokter subspesialis retina mata di Rumah Sakit Mata Jakarta Eye Center Kedoya, Jakarta, Referano Agustiawan, menyatakan, kerusakan akibat melihat matahari saat gerhana disebut solar eclipse retinopathy.
”Itu bisa memicu kebutaan permanen,” kata Referano.
Kerusakan retina yang parah itu tak menimbulkan nyeri atau sakit karena retina tak punya saraf. Akibatnya, penderita tak sadar retinanya rusak. Gejala solar retinopathy adalah ada titik hitam pada pandangan mata.
Dokter Mata dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (RSCM FKUI), Dr Gitalisa Andayani mengatakan banyak kasus, bintik hitam itu selalu menetap.