Passobis dari Sidrap Ditangkap

Begini Kondisi Kamar "Passobis" Agar Lancar Menipu

Editor: Edi Sumardi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kamar passobis tempat menjalankan aksi penipuan. Diketahui kamar ini kedap suara agar pelaku bebas menjalankan aksinya.

SEMARANG, TRIBUN-TIMUR.COM - Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jateng, Kombes Pol Gagas Nugraha, mengatakan, aksi penipuan ini sudah direncanakan secara matang melihat peralatan yang digunakan oleh para pelaku dan tugas masing masing pelaku.

"Di rumah kontrakan juga disiapkan kamar kedap suara agar tidak ada suara mencurigakan ketika berbicara dengan korban melalui telepon," kata Gagas.

Polisi menyita uang tunai Rp 41.150.000 dari ketujuh pelaku penipuan. Selain uang tunai, polisi juga menyita lima ribu kupon hadiah siap edar, 100 lembar kertas kupon siap potong jadi delapan kupon, sembilan kartu ATM berbagai bank, laptop, printer, satu buah handphone bernomor CDMA Jakarta, 15 handphone, alat pres, kertas, peta dan satu unit sepeda motor yang digunakan menyebar kupon.

Gagas mengatakan, para pelaku memanfaatkan orang lain untuk membuka rekening di berbagai bank.

"Mereka ini menyebarkan kupon undian palsu sudah ribuan, jangan mudah percaya. Pada umumnya masyarakat awam yang jadi sasaran, jadi tetap hati-hati," katanya.

Sebar ke Pelosok

Para pelaku penipuan mengaku sadar kebanyakan masyarakat khususnya perkotaan sudah tahu modus yang mereka lakukan.

Hal itu membuat mereka menyebar kupon undian berhadiah palsu itu ke daerah-daerah pelosok.

"Sudah banyak yang tahu, makanya sebar ke pelosok saja," kata pelaku sekaligus koordinator aksi penipuan, Firdaus, kepada Tribun Jateng (TRIBUNnew.com Network), Jumat (30/10/2015).

Dari tujuh pelaku yang diamankan di rumah kontrakan di Griya Payung Asri, Banyumanik, empat orang di antaranya bertugas menyebar kupon. Ada yang disebar di pinggir jalan, ada juga yang di depan rumah warga atau di tempat ramai seperti pasar dan terminal.

Cuma Tamatan SD

Pelaku yang berperan sebagai Kapolda dan pihak perusahaan sangat mahir memainkan kata-kata hingga korban yakin bahwa kupon undian tersebut memang asli.

Tapi ketika dilihat dari pendidikan, semua pelaku hanya merupakan tamatan sekolah dasar (SD).

"Ya kami semua cuma tamatan SD," kata Firdaus. Firdaus mengatakan, dia mengajak rekan-rekannya sesama warga Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan, lantaran melihat pekerjaan teman-temannya ini di kampung hanya bertani dan tukang batu.(*)

Berita Terkini