Citizen Reporter, Yahya Mustafa melaporkan dari Makassar
TRIBUN-TIMUR.COM -Sejak awal dalam proses seleksi penerimaan mahasiswa baru, diterapkan Indeks Pengetatan Tinggi (IPT). Di antara para calon maba setiap tahun, terpaksa ada yang harus ditolak karena tidak memenuhi kriteria dalam proses seleksi.
Langkah demikian ditempuh guna menghasilkan alumni berdaya saing dan tidak tiarap jika berinteraksi dengan sesama alumni dari prodi dan kampus lain. Demikian ditegaskan Ketua Prodi S2 Administrasi Pendidikan (AP) PPs-UNM, Dr Sulaeman Samad M Si ditemui di tengah pameran kuliner memperingati HUT PPs-UNM ke-18, Minggu 31 Mei 2015.
Penerapan IPT itu sehingga mahasiswa yang tersaring mengikuti proses pembelajaran, adalah mereka yang betul-betul layak dan pantas. Ketika merampungkan proses perkualiahan dan kembali berada di tengah masyarakat, mereka mampu menjaga marwah akademik serta menjadi inovasi dan pembawa perubahan di tengah masyarakat, tegas doktor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung ini.
"Prodi AP mengelola empat kekhususan yakni; PAUD, Manajemen Pendidikan, Pendidikan Dasar serta Teknologi Pendidikan. Prodi tersebut telah mendapat legitimasi terakreditasi dari BAN-PT," ujar magister psikologi sosial PPs Universitas Padjajaran Bandung ini.
Proses pembelajaran selama di kampus termasuk cukup ketat, tetapi ketika alumni sudah keluar dari proses pembelajaran itu, para magister administrasi pendidikan ini terhormat dalam bertugas, karena mereka mampu menyatakan, ini dadaku mana dadamu, tandas pria kelahiran Barru 1965 ini. (*)