Dipijit, Sejarawan Unhas Ungkit Karya Besar Belanda di Sulsel

Editor: Suryana Anas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aktivis Iqbal Arsyad tertawa saat memijit leher Sejahrawan Unhas DR Latif usai buka puasa bersama di Kantor LAPAR Sulsel, Jl Toddoppuli VII, Makassar, Selasa (1/7/2014).

Laporan Wartawan Tribun Timur, Ilham

MAKASSAR,TRIBUN-TIMUR.COM -Sejarawan Universitas Hasanuddin (Unhas) Dr Latief lebih banyak diam usai santap menu acara buka puasa di Kantor LAPAR Sulsel, Jl Toddoppuli VII, Makassar, Selasa (1/7/2014) malam.

Dosen Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Unhas ini mengaku cukup puas melepas dahaga, tanggung meladeni puluhan aktivis jaringan nasional yang hadir pada acara buka puasa bersama LAPAR Sulsel yang tengah "ribut" adu argumen soal fenomena politik kekinian.

"Kasi turun dulu makanan (di perut), alhamdulillah," singkat Penulis buku berjudul Refleksi Politik Orang Bugis ini sembari.

Tak lama kemudian, seorang aktivis Iqbal Arsyad datang menghampiri Latif, memancing untuk komentar," pijit dulu, saya bicara sejarah," pinta Latif kepada Iqbal.

"Wahai laskar santri, mana karya republik ini soal pembangunan jalan nasional di Sulsel? semua masih karya besar Belanda, liatimi," ungkap Latif dengan suara menggelegar, sontak menyeret perhatian puluhan aktivis.

"Mati ki e mette'ni (bicara)," kata Ketua Ansor Sulsel Muh Tonang Cawidu yang kaget mendengar perkataan Latif.

"Jalan nasional Bone-Makassar contoh kecil, itu masih karya Belanda, jalan nasional terpanjang di Pulau Jawa juga karya besar Belanda, mana karya republik ini?, rakyat tiap hari mengeluh soal jalan," ungkap Latif membuat aktivis tertawa.

"Cocok tawwa, dengar itu," kata Arfah sambil tertawa.

Acara buka puasa bersama LAPAR Sulsel berlangsung meriah. Seribuan warga dari berbagai penjuru lorong Toddoppuli hadir pada event rutin ramadan LAPAR ini. Warga tetangga dari kantor LAPAR pun berbondong-bondong datang.

Hadir pula sejumlah elite aktivis jaringan nasional, seperti Walhi, KontraS, LBH, Aliansi Masyarakat Adat Nusantra (AMAN), ACC, Ansor Sulsel, akademisi Unhas, akademisi UIN Alauddin, peserta sekolah demokrasi Gowa, Pangkep, dan Makassar.

Berita Terkini