JAKARTA, TRIBUN-TIMUR.COM--Wakil Presiden Boediono nyaris menjadi sasaran amuk ribuan orang pengunjuk rasa yang menolak rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Jakarta, Kamis (20/6/2013) kemarin.
Saat itu, massa buruh sudah puas menggoyang pagar kantor Kementerian ESDM di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat. Mereka hendak bubarkan diri, dan pulang. Namun tiba-tiba rombongan Wapres yang dikawal vooridjer melintas hendak menuju istana, dan langsung dilempari massa.
Polisi pengawal dan Paspampres sempat kaget atas aksi nekat massa. Namun, bendera yang dilempar tidak mengenai rombongan yang mengiringi Wapres Boediono. Saat aksi, massa melakukan long march dari Jalam MH Thamrin menuju Cikini, untuk melanjutkan aksi mereka untuk menolak kenaikan harga BBM.
Polisi pun segera berlari memblokade massa, dan mengarahkan mereka untuk kembali ke lajur yang disediakan sebagai tempat unjuk rasa.
Pengunjuk rasa menamakan diri Massa aksi Gerakan Rakyat Tolak Kenaikan Harga BBM mendatangi Gedung Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Mereka menuntut, agar harga BBM tidak jadi naik, karena akan berdampak pada kesejahteraan rakyat.
Seorang orator dari elemen buruh, dalam orasinya memberi simbolisasi pada ketidakberpihakan pemerintah, khususnya Kementerian ESDM dengan meminta massa aksi untuk melempar telur, dan tomat busuk, kedalam halaman gedung Kementrian ESDM sebagai simbol penolakan pada kebijakan ini.
"Kalau saya bilang Jero Wacik, semua teriak penindas rakyat sambil melempar telur busuk ke dalam Kementrian ESDM," katanya diselingi jawaban setuju dari massa.
Saat orator meneriakkan Jero Wacik, massa teriak 'penindas rakyat' sambil melempari halaman gedung Kementerian ESDM. Telur, dan tomat busuk pun beterbangan ke gedung Kementerian ESDM.
Massa aksi semakin terbakar emosi, ketika meneriakkan tuntutan agar aksi represif aparat pada gerakan massa tidak terjadi lagi. Mereka mencontohkan, jatuhnya korban aksi di Jambi, Medan, Ternate, dan kota lain, yang memicu bentrokan. Sambil berorasi, massa mendekati pagar, menggoyang pagar Kementerian ESDM.
Sambil menggoyang pagar, sebagian massa aksi kembali melempar telur busuk ke dalam halaman Kementrian ESDM sebagai simbolisasi busuknya kebijakan pemerintahan SBY-Budiono yang sama sekali tidak pro kepada masyarakat.
Mereka berang karena dengan alasan subsidi BBM yang mahal, pemerintah berkilah untuk menaikan harga BBM. Padahal, implikasi dari kebijakan ini berdampak pada ekonomi masyarakat kecil.
"BBM naik, rakyat menjerit. BBM naik rakyat menjerit," teriak massa aksi sambil menggoyang pagar gerbang Kantor Kementrian ESDM.
Di depan Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, lebih dari seribu orang simpatisan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) berdemonstrasi menolak rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi di depan Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta. Massa demonstran terbagi dua antara pria dan wanita.
Aksi dimulai pukul 14.30 WIB. Massa memboyong dua buah mobil bak terbuka yang dilengkapi sejumlah pengeras suara untuk berorasi.
Juru Bicara HTI, Muhammad Ismail Yusanto, menjelaskan, kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM merupakan pendustaan terhadap masyarakat. Ismail yang berorasi di atas mobil bak, menegaskan kebijakan tersebut menzalimi rakyat Indonesia.
"Kenaikan BBM adalah sebuah kebijakan yang zalim. Kebijakan ini merupakan pendustaan kepada masyarakat. Pemerintah tahu akan meningkatkan orang miskin, akan ada inflasi. Kalau sudah tahu kenapa diteruskan?" ujar Ismail.