MAKASSAR,TRIBUN- TIMUR.COM- Debat kandidat calon Gubernur dan Wakil
Gubernur Sulsel dinilai tidak berbobot oleh sejumlah kalangan. Debat
kandidat yang berlangsung Celebes Convention Centre (CCC), kemarin,
dianggap sebagian pihak sama seperti pemaparan visi misi yang
dilaksankankan di DPRD Sulsel, 5 Januari lalu.
Pengamat komunikasi dan politik Universitas Hasanuddin, Ikbal Sultan
menilai, debat kandidat yang dilaksanakan Komisi Pemilihan Umum (KPU)
Sulsel, bekerjasama dengan salah satu stasiun televisi nasional hanya
merupakan penajaman visi misi dan tidak memberikan ruang seluas-luasnyan
kepada calon untuk beradu program dan saling mengkritisi.
" Apa bedanya dengan yang terjadi di DPR. Apa alasannya sehingga tidak
diberikan ruang untuk saling debat. Apa lagi kalau ada alasan yang
mengatakan pemimpin kita tidak siap untuk debat, itu alasan yang
mengada-ada. Kita lihat saat jeda mereka bercengkrama, dari sisi mana
kita melihat mereka tidak siap untuk debat," kata Ikbal usai mengikuti
debat kandidat.
Ikbal mengatakan, seluruh kandidat gubernur dan wakil gubernur merupakan
kandidat yang siap secara mental dan pengetahuan untuk mengikuti debat
kandidat. Sehingga dia menyayangkan jika proses debat tidak dilakukan
saat KPU Sulsel telah mengagendakan proses tersebut. " Mereka bukan
mental-mental kerupuk. Mereka telah teruji dalam pemerintahan
bertahun-tahun. Jadi apa yang dikhawatirkan," tegasnya.
Menurut Ikbal, debat kandidat kemarin seharusnya memberikan pendidikan
politik kepada seluruh rakyat Sulsel sehingga dapat memudahkan dalam
menentukan pilihan 22 Januari mendatang. " Ini yang tidak bisa diukur
kemampuan dari calon kan," tambahnya.
Hal yang sama juga disampaikan Tim pemenangan pasangan calon Gubernur
dan Wakil Gubernur Sulsel, Andi Rudiyanto Asapa dan Andi Nawir
Pasinringi (Garuda-Na). Pasangan nomor urut tiga ini menyayangkan sikap
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulsel yang tidak menyiarkan secara
langsung debat kandidat tersebut. Hal ini dianggap Garuda-Na sebagai
bentuk pembatasan informasi kepada warga Sulsel.
" Kami tim hukum Garuda-Na melayangkan protes keras terhadap KPU Sulsel
yang melarang media live debat cagub.Larangan ini adalah larangan yangg
tidak punya dasar hukum yang jelas dan terkesan KPU memaksakan kehendak
dan tidak memberikan pendidikan politik yg baik buat rakyat," kata tim
advokasi dan hukum Garuda-Na, Pice Jehali.
Hal yang sama juga disampaikan Ketua IJTI Sulsel, Anno Suparno. Dia
mengatakan mestinya debat kandidat yang lebih menyerupai pemaparan visi
misi tersebut tetap menjadi acara yang seutuhnya dikelola olah KPU.
Sehingga acara tersebut menjadi acara seluruh rakyat Sulsel bukan
menjadi acara yang sepertinya hanya menjadi milik sebagian orang.
"Sebaiknya yang tetap menggelar KPU, sebaiknya tidak menyerahkan kepada
salah satu stasiun tv. Moderatornya juga seharusnya orang Sulsel yang
memahami kondisi Sulsel, kita memiliki banyak wartawan senior. Mulai
yang di Sulsel hingga yang berkiprah di luar Sulsel. Kalau cara seperti
debat ini terlalu normatif, sudah bisa ditebak jawabannya. Semua yang
disampaikan sudah bisa diketahui. Apa bedanya dengan pemaparan visi
misi," ujar Anno.
Menanggapi tudingan tersebut, Ketua KPU Sulsel, Jayadi Nas mengatakan,
akan mengevaluasi debat kandidat tahap pertama tersebut sebelum
pelaksanaan debat kandidat tahap kedua 18 Januari mendatang. Meski
demikian Jayadi bersikukuh jika acara tersebut merupakan debat kandidat,
bukan pemaparan visi misi seperti yang ditudingkan berbagai kalangan.
"Kita harus lihat realitas disini, yang dia inginkan kan bagaimana
kandidat saling menyerang satu sama lain. Itu kan yang anda inginkan,
yang pengamat inginkan. Ini akan tetap menjadi bahan evaluasi tanggal 18
mendatang. Janganlah bicara setelah selesai acara, sebelum acaralah
sehingga kita bisa memutuskan bagaimana baiknya. Kita berbeda dengan
yang di luar sana," tegas Jayadi.
Debat Kandidat Cagub dan Cawagub Sulsel
Debat Cagub Eksklusif Metro TV, KPU Sulsel Diprotes
Editor: Ina Maharani
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger