ABRAHAM SAMAD terpilih menjadi Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2011-2015. Dia dan keluarganya tak menyangka amanat besar ini akan dibebankan kepadanya.
"Saya sampai mencubit dada saya sendiri, ketika DPR memilih saya, jangan- jangan ini hanya mimpi," kata Abraham, sesaat setelah terpilih, Jumat (2/12/2011) petang.
SEMASA kuliah, Abraham Samad yang juga aktivis senat dan HMI ini pun semakin memperlihatkan solidaritasnya kepada oprang- orang teraniaya. Karena kuliah di masa Orde Baru, Abraham juga termasuk mahasiswa kritis, egaliter, dan bandel.
"Waktu mahasiswa rambut Abraham itu sampai pantat, bahkan setahu saya, ada seorang dosen di (fakultas) hukum, yang tidak mau beri kuliah kalau Abraham masuk dengan rambut gonrong, kini dosen itu sudah professor."
Di masa kuliah inilah Abraham kian tertarik dengan penegakan hukum. Kala meraih sarjana hukum, Abraham pernah ikut seleksi calon hakim, tapi masih kurang beruntung.
Kedekatan Abraham dengan almarhum Baharuddin Lopa, mantan Jaksa Agung, juga dibenarkan kakaknya. "Sata ingat, Abraham itu dianggap anak sama Pak Barlop (Baharuddin Lopa), bahkan Abraham sering nginap di rumahnya Pak Barlop, kalau pulang di rumah Openg selalu menceritakan kehidupan Pak Barlop," katanya.
Imran punya cerita, waktu awal menjadi camat di Panakkukang, seorang temannya yang terlibat kasus korupsi meminta bantuannya. "Waktu itu Openg, yang menggosok di media, untuk memenjarakan tersangka korupsi itu, tidak etis saya sebut namanya."
Imran pun menghubungi adiknya. Tapi betapa kagetnya Imran, karena dia justru dibentak. "Terus terang saya malu. Openg itu hormat sama saya. Itu pertama kali dia menmbantak saya. Tapi saat saya sampaikan dengan suara keras dia bilang. Janganki jadi makelar kasus, biar mi dia dipenjara," ujar Imran, mengenang kisah 5 tahun lalu. (thamzil thahir)
Sering Nginap di Rumah Baharuddin Lopa (3)
Penulis: Thamzil Thahir
Editor: Ridwan Putra
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger